Investor Masih Tunda, Belum Ada Yang Cabut
Dampak Pelambatan Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Sofjan, saat ini yang harus dilakukan pemerintah ialah mengurangi impor produk yang bukan kebutuhan vital. Misalnya belanja mobil mewah impor dan pesawat yang transaksinya memberatkan neraca perdagangan.
Mengurangi impor, tutur dia, merupakan satu-satunya jalan. Sebab, saat ini harga komoditas ekspor utama Indonesia seperti sawit sedang turun. Jika penghematan itu tidak dilakukan, Sofjan khawatir tahun depan Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan yang lebih hebat.
Sementara untuk investasi, Sofjan sudah melihat adanya penurunan. Penurunan tersebut terlihat sejak awal tahun ketika Indonesia menetapkan upah maksimum kerja yang tinggi serta kenaikan tarif listrik dan harga BBM.
Ada beberapa perusahaan yang berniat melakukan eksodus ke Filipina dan Myanmar. "Indikasi penurunan investasi ini salah satunya penurunan impor barang modal," ucapnya.
Penurunan barang modal, lanjut Sofjan, bisa dijadikan indikasi terhadap realisasi investasi 6-9 bulan ke depan. Penurunan barang modal itu terlihat sejak kuartal pertama. Sehingga dia memprediksi pada kuartal II dan IV nanti bakal terlihat perlambatan investasi. Jika penurunan impor barang modal terus berlanjut hingga kuartal IV nanti, Indonesia harus berhati-hati pada 2014. (uma/c9/kim)
JAKARTA - Sepanjang kuartal I 2013, Indonesia mencatat kondisi perekonomian kurang menggembirakan. Menteri Perindustrian M.S. Hidayat khawatir kondisi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- RUPST Tahun Buku 2023: Telkom Bagikan Dividen Rp17,68 Triliun
- Jepang Tertarik Belajar dari Indonesia Soal Pengembangan Start-Up E-Commerce
- Pembekalan Teknologi Digital untuk Nasabah PNM Terus Digeber
- Salip Mobile Banking Lain, BRImo dan Sabrina dari BRI Sabet Penghargaan
- BMSG Teruskan Visi Keberlanjutan dan Penerapan ESG Bank Mandiri di Mancanegara
- Sinergi TikTok Shop & Tokopedia Diyakini Turut Percepat UMKM Go Digital