IPW Minta Polri Ungkap Bos di Balik Penjualan Senjata Oknum Brimob ke KKB

IPW Minta Polri Ungkap Bos di Balik Penjualan Senjata Oknum Brimob ke KKB
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw didampingi Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab saat beri keterangan pers terkait jual beli senpi ke KKB di Jayapura, Senin (2/11). Foto: ANTARA/Evarukdijati

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Presidium IPW Neta S Pane mengatakan, kasus penjualan senjata api ke Kelompok Krimimal Bersenjata (KKB) Papua yang melibatkan oknum anggota Brimob adalah peristiwa besar yang sangat memalukan institusi kepolisian.

Apalagi, kata Neta, dari laporan penyidik terungkap bahwa kasus jual beli senjata api berbagai jenis itu sudah dilakukan sejak 2017.

"Sehingga menjadi pertanyaan, kenapa kasus penjualan senjata kepada KKB Papua itu baru tercium sekarang?" kata Neta, Selasa (3/11).

Padahal, lanjut Neta, aksi jual beli senjata api itu melibatkan oknum anggota Brimob Kelapa Dua Bripka MJH (35), DC (39) yang merupakan ASN yang juga anggota Perbakin Nabire, dan FHS (39) mantan anggota TNI-AD.

"Jadi pertanyaan, siapa bos mereka hingga mereka bebas beraksi dan tidak tersentuh hukum?" ungkap Neta.

IPW melihat kasus penjualan senjata api ini melibatkan jaringan yang bekerja profesional.

Untuk itu, IPW mendesak Polri segera mengungkap dan menangkap otak pelaku atau bos di balik jaringan penjualan senjata kepada KKB Papua tersebut.

Sebab, ujar Neta, apa yang dilakukan jaringan penjualan senjata itu bukan hanya sekadar melakukan pelanggaran hukum, lebih dari itu aksi tersebut adalah bagian dari upaya untuk memecah NKRI.

IPW meminta Polri mengusut siapa dalang atau bos di balik penjualan senjata ke KKB Papua.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News