IRE Sebut Kebijakan Publik Harus Memperhatikan 4 Aspek
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Institute for Research and Empowerment (IRE) Dina Mariana mengatakan pengetahuan lokal dan hasil riset harus digunakan untuk menciptakan kebijakan yang inklusif berbasis pengetahuan terkait isu ketahanan desa.
Menurutnya, dalam situasi pandemi Covid-19, pendekatan yang dilakukan kepada masyarakat tidak hanya aspek kesehatan dan ekonomi.
"Namun, aspek budaya dan sosial. Informasi yang memengaruhi kebijakan publik perlu bersifat multidisiplin dan berasal dari multiaktor," ujar Dina dalam Webinar Ruang Bincang ke-enam dari rangkaian Konferensi Knowledge-to-Policy (K2P), Rabu (24/3).
Selain itu, Dina menjelaskan dari sisi perlindungan data pribadi, diperlukan regulasi yang tepat dalam melindungi masyarakat.
Dia memberikan contoh dalam aplikasi kesehatan PeduliLindungi.
"Sebaiknya tujuan aplikasi lebih fokus pada kesehatan dan tidak digunakan atau terintegrasi dengan layanan lainnya seperti untuk e-commerce atau perbankan sehingga tidak melanggar prinsip perlindungan data pribadi," ungkapnya.
Tidak hanya itu, Dina menegaskan pondasi demografi menjadi hal yang penting dalam perumusan kebijakan untuk mendorong pemerintah yang responsif dan membangun inisiatif warga.
"Perlu arena dan afirmasi yang memberi ruang untuk partisipasi yang dibutuhkan masyarakat. Hal itu menjadi pembelajaran untuk mendorong warga yang aktif dan pemerintah yang responsif," ucap Dina.
Direktur Eksekutif IRE Dina Mariana mengatakan ada 4 aspek yang perlu diperhatikan terkait kebijakan publik.
- Tip Menjaga Data Pribadi agar Tidak Disalahgunakan Orang Lain
- Akademisi UI Terbitkan Buku Evaluasi Efektivitas PPKM dalam Penanganan Pandemi Covid-19
- Ganjar Bertekad Wujudkan Berdikari Bidang Kesehatan, Ada Kaitannya dengan Pertahanan
- Ruang Pintar PNM Dukung Akses Internet Anak Indonesia
- Fundamental Kuat, BRI Optimistis Mengarungi 2024
- Gubernur Terbodoh di Tengah Pandemi Covid-19