Istri Tak Kuat, Punya Suami Terlalu...

Istri Tak Kuat, Punya Suami Terlalu...
FOTO: FAJAR/RADAR SURABAYA

Tapi bulan lalu tabungan itu pun habis untuk membiayai ayah mertua yang sakit. Karin tidak tega melihat suami berniat menjual sepeda motor demi membayari ayahnya di rumah sakit. 

“Saya stres. Saya ke PA ini minta konsultasi ke pengacara atau pihak pengadilan. Saya tidak mau berpisah, tapi juga tidak mau stres memikirkan hal ini,” ujar Karin sembari menangis di salah satu warung depan PA. 

Kondisinya tampak tertekan.  Badannya kurus dan hanya perut yang besar karena hamil. “Selama ini setiap kali saya merasa sedih, saya cuman salat dan berdoa agar selalu diberi kesabaran dan ketabahan, karena sepertinya tradisi membantu keluarga bagi suami saya tidak bakal berakhir, karena sifat suami saya yang tidak bisa menolak,” jelas dia menangis. 

Beberapa konsultan pengadilan menyarankan Karin supaya menyampaikan uneg-unegnya kepada suaminya. “Saya tidak bisa mengungkapkan. Saya takut suami sedih,” jelas dia sembari menangis. 

Ketika mendengar pernyataan Karin, seorang wanita yang sedang menjalani proses gugatan cerainya berbicara agak keras. “Ojok koyok aku Mbak. Gara-gara keluarga pisah. Apalagi, bojone sampeyan (suami kamu, Red) iku sabar. Coba sampeyan ngomong (kamu bicara, Red) ke suami. 

Nek sampeyan gak gelem ngomong, anake sampeyan (Kalau kamu tidak mau bicara, anak kamu, Red) yang di dalam perut yo frustasi. Stres lihat ibune koyok ngunu (ibunya begitu, Red),” kata wanita sebut Mira. Karin hanya mengangguk dan kemudian menangis lagi. (umi hany/no)

PUNYA suami sabar dan baik hati memang menyenangkan. Tapi, jika terlalu baik ternyata juga tidak enak. Seperti yang dialami Karin, 28. Sang suami,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News