Isu Mafia Migas Hanya Dipolitisasi, Kinerja Pertamina Bisa Terhambat

jpnn.com, JAKARTA - Ahmad Syarif Senior Analyst Bowergroup Asia menilai isu mafia migas di Pertamina hanya dipolitisasi.
Paktisi yang membawahi sektor migas, LNG, petrokimia dan tambang ini menilai demikian karena melihat fakta bahwa selama ini Pertamina sudah menjalankan proses pengadaan dengan sangat terbuka.
“Pertamina sudah transparan dalam mengelola proyek-proyeknya. Isu mafia migas hanya dipolitisasi dan menjadi komoditas politik. Padahal, isu tersebut justru yang menjadi penghambat kinerja Pertamina,” kata Syarif, Selasa (21/1).
Dengan transparansi yang sudah dilakukan, menurut Syarif, Pertamina juga lebih mungkin diawasi publik. Selain itu, isu-isu di dalam BUMN itu, seperti pengadaan barang dan jasa juga menjadi lebih mudah dimonitor.
Karena itu, Syarif berharap isu mafia migas sebaiknya dihentikan. Pasalnya, isu tersebut hanya akan merugikan Pertamina.
Kinerja juga terhambat, termasuk dalam proyek kilang, yang sebenarnya menjadi salah satu prioritas pemerintah.
“Saya khawatir jika isu mafia migas ini terus dihembuskan, akan menimbulkan efek psikologis. Pertamina menjadi takut. Jadi, mereka akan mengeksekusi proyek apapun tanpa memperhatikan risiko bisnis dengan baik,” papar Syarif.
Selain menghentikan isu mafia migas, Syarif juga menambahkan, beberapa faktor untuk mempercepat pembangunan kilang Pertamina.
Selama ini PT Pertamina dinilai sudah transparan dalam mengelola proyek-proyeknya.
- Herman Deru Realiasikan Pembagian Porsi Saham 10 % Pengelolaan Migas di Rimau
- Pertamina Rayakan Puncak Hari Buruh Internasional 2025, Menaker Yassierli Beri Apresiasi
- Pertamina Patra Niaga Pastikan Stok Avtur Penerbangan Haji 2025 Aman
- Program DEB Pertamina Dorong Produksi Pangan Desa
- Ini Kontribusi Pertamina untuk Sektor Pendidikan Menuju Indonesia Emas 2045
- PHE Catatkan Kinerja Positif, Produksi Migas Capai 1,04 Juta Barel Setara Minyak per Hari