Isu Reshuffle Kabinet Mencuat, Demokrat: Hanya untuk Memenuhi Syahwat Berkuasa?
"Jangan malah presiden atau para pembantunya sok-sokan mencoba mengooptasi, menggergaji hak dan kewenangan parpol sebagai entitas berdaulat di negeri ini," ujarnya.
Alumnus Universitas Indonesia (UI) itu menegaskan paksaan maupun intimidasi terhadap parpol yang mengusung capres berbeda dari harapan parpol-parpol pendukung pemerintah menunjukkan kekuasaan diatur oligarki.
"Seakan-akan negeri ini milik sendiri. Seakan-akan semuanya harus diatur oleh segelintir elite saja," ucapnya.
Herzaky berharap Jokowi dan parpol pendukungnya fokus memperbaiki persoalan rakyat hingga demokrasi yang makin tidak kondusif.
"Bukan malah sibuk memikirkan upaya melanggengkan kekuasaan," katanya.
Herzaky juga menyatakan Presiden Jokowi bisa mencontoh Presiden Ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono di akhir masa jabatannya.
"Fokus mengurus negeri dan memikirkan nasib rakyat. Tidak berupaya menentukan dan mengatur siapa sebaiknya calon pengganti beliau," kata Herzaky.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan rencana perombakan kabinet atau reshuffle selalu ada.
Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengomentari isu reshuffle kabinet
- Demokrat Dukung Isran Noor di Pilgub Kaltim, Surat AHY Diserahkan Irwan Fecho
- Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDIP, JK: Kan, Bukan Kader Lagi
- Jokowi Hapus Cita-cita Reformasi yang Dibangun Sejak 1998
- Tak Ada Jokowi di Rakernas PDIP, Hasto: Kami Hanya Mengundang Penegak Demokrasi Hukum
- Tak Ada yang Istimewa, PDIP Anggap Pertemuan Puan dengan Jokowi di WWF Bali dalam Konteks Ini
- Aktivis '98 Beri Rapor Merah untuk Rezim Jokowi: Demokrasi Buruk, KKN Begitu Vulgar