Italia Kewalahan Tampung Pengungsi Tunisia

Minta Bantuan Eropa

Italia Kewalahan Tampung Pengungsi Tunisia
Italia Kewalahan Tampung Pengungsi Tunisia
LAMPEDUSA - Revolusi Melati yang menumbangkan Zine El Abidine Ben Ali dari kursi presiden Tunisia membawa dampak sosial yang membuat Italia sibuk. Sejak 14 Januari lalu, tidak kurang dari 5.000 warga republik paling ujung Benua Afrika itu eksodus ke Italia. Sejak akhir pekan lalu, mereka mulai mendarat di pesisir Pulau Lampedusa.

Terkait fenomena tersebut, pemerintah pulau yang berjarak 113 kilometer dari Tunisia itu memberlakukan status darurat di wilayahnya. Sebab, kedatangan ribuan warga asing itu jelas akan menimbulkan berbagai masalah di Lampedusa. Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Silvio Berlusconi pun kewalahan. Gelombang eksodus yang terus terjadi memaksa pemimpin 74 tahun itu minta bantuan khusus ke Uni Eropa (UE).

"Situasi yang kami hadapi saat ini sangat genting dan bakal berdampak luas pada negara-negara UE lainnya," ungkap Berlusconi dalam perbincangan telepon dengan Presiden UE Herman Van Rompuy, seperti dikutip Agence France-Presse kemarin (15/2). Senin lalu (14/2), Menteri Dalam Negeri Italia Roberto Maroni telah melayangkan permohonan bantuan secara tertulis kepada UE.

Konon, dalam surat resminya, pemerintahan Berlusconi mengajukan bantuan dana sebesar EUR 100 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun untuk mengatasi eksodus warga Tunisia. Selain bantuan dana, pemerintah Negeri Menara Pisa itu juga minta UE campur tangan mengatasi masalah tersebut. "Kami minta bantuan sedikitnya 200 serdadu tambahan dari UE untuk menjaga Lampedusa," kata Maroni kepada BBC.

LAMPEDUSA - Revolusi Melati yang menumbangkan Zine El Abidine Ben Ali dari kursi presiden Tunisia membawa dampak sosial yang membuat Italia sibuk.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News