I'tikaf Cara Lebih Dekat dengan Allah

I'tikaf Cara Lebih Dekat dengan Allah
I'tikaf Cara Lebih Dekat dengan Allah

Salah satu hikmahnya adalah agar di sepuluh malam terakhir Ramadhan kita gunakan seluruhnya untuk fokus beribadah kepada Allah SWT dengan cara beri'tikaf. Dengan demikian, sepanjang sepuluh hari kita benar-benar siaga dan tidak menyisakan celah sedikitpun bagi lailatul qadr lolos dari gengaman ibadah kita.

Dari hadits yang bersumber dari Aisyah, sesungguhnya Nabi Muhammad SAW beri’tikaf sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan sampai Allah mewafatkannya. Kemudian istri-istri beliau beri’tikaf sepeninggalnya, hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim. 

Sungguh sulit dibayangkan manusia sekelas Rasulullah SAW bersemangat di sepuluh hari terakhir Ramadhan, bahkan itu terus berulang setiap tahun sampai beliau menghadap Allah SWT. Rasulullah SAW adalah manusia maksum atau sudah terbebas dari dosa. 

Lantas bagaimana dengan kita yang belum ada jaminan apa-apa tentang syurga? Makhluk yang setiap saat masih akrab dengan kekhilafan. Tentu Rasulullah SAW ingin memberikan pelajaran kepada kita bahwa pendidikan rohani bagi seorang muslim harus terus dilakukan dan berkesinambungan. 

Selama nafas masih berhembus maka sepanjang itu pula tugas-tugas ibadah harus terus dilakukan. Hanya tugas-tugas kesholehan yang akan membuat kita layak bersama Rasulullah SAW di surga-Nya kelak. Bukan dengan cara-cara lain.

Jika kita mau merenung dengan apa yang terjadi pada diri dan lingkungan kita saat ini. Tampaknya I'tikaf adalah solusi mutlak untuk kita lakukan. Bahkan suatu keharusan. Sebab, tidak sedikit dari kita yang arah hidupnya sudah dibelokkan oleh kepentingan duniawi. 

Lupa bahwa tujuan manusia diciptakan ke dunia ini untuk beribadah dan tunduk di bawah kekuasaan Allah SWT. Firman Allah SWT dalam surat Adz-Dzariat ayat 56: "Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku." Dunia dengan segala pernak-perniknya sudah berhasil membutakan orientasi hakiki dari tugas ketauhidan kita di muka bumi ini. 

Dengan demikian, kita harus menyegarkan dan merevitalisasi tujuan dan orientasi hidup ini dengan cara beri'tikaf di sepuluh hari bulan Ramadhan.

SEPULUH hari terakhir bulan Ramadhan merupakan waktu paling special di banding hari-hari yang lain. Tak heran jika Rasulullah SAW meningkatkan bobot

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News