Jadilah Netizen yang Bijak dalam Bermedia Sosial

Jadilah Netizen yang Bijak dalam Bermedia Sosial
Dosen Universitas Muhammadiyah Cirebon Annisa Rengganis menjadi salah satu narasumber webinar nasional "Menjadi Netizen yang Bijak". Foto: supplied

"Pengguna media sosial di Indonesia paling banyak adalah gen z yang berada di usia produktif. Lalu ada data yang menunjukkan setiap harinya masyarakat Indonesia menghabiskan waktu 8 jam sehari untuk berselancar di dunia maya, termasuk media sosial. Ini satu hal yang harus disadari, kalau kita tidak bisa memanfaatkan media sosial atau digital ini sebagai upaya mengakses informasi positif, akhirnya kita hanya akan banyak membuang waktu," tuturnya.

"Maka salah satu hal (yang bisa dilakukan) sebagai netizen yang bijak adalah, bagaimana pengelolaan waktu ini bisa optimal dengan melihat konten-konten yang edukatif, yang positif," sambungnya.

Annisa mengakui ada sejumlah manfaat positif dari media sosial, di antaranya kemudahan memperoleh dan menyebarkan informasi, media komunikasi yang relatif murah dan efisien, menghubungkan dan menjaga tali persaudaraan, juga meningkatkan kreativitas dan menjadi sarana hiburan.

Namun, media sosial juga memiliki dampak negatif, seperti mengganggu kesehatan, mudah terbawa emosi, menimbulkan kecanduan dan mudah terpancing, aktivitas pertemanan berkurang, hingga timbul kejahatan di dunia maya.

"Media sosial itu seperti dua sisi mata uang yang berdampingan, kembali lagi tergantung siapa yang menggunakannya. Jadi, harapannya forum-forum seperti ini seharusnya bisa memberikan pemahaman literasi digital yang akhirnya kita bisa berkontribusi menjadi netizen yang bijak dalam bermedia sosial," katanya.

Annisa pun menekankan soal upaya masyarakat dalam menghilangkan dampak negatif dari media sosial. Terutama soal berita hoax.

"Maka setiap pengguna media sosial wajib hukumnya untuk berpikir kritis, kemudian melakukan verifikasi data, bahkan ada istilah dalam digital native hari ini yaitu 'Saring before Sharing'. Ini upaya yang bisa dilakukan agar literasi digital kita bisa meningkat," katanya.

Adapun hal-hal sederhana yang bisa dilakukan untuk menekan dampak negatif dari media sosial, antara lain tidak lagi curhat masalah pribadi di media sosial, jangan memberi komentar yang bisa memancing konflik, dan yang utama adalah berpikir kritis dengan cara "saring before sharing". Lebih cermat dalam memilih dan memilah sebelum berbagi informasi.

Di dunia media sosial, netizen Indonesia dikenal 'barbar' yang tidak segan-segan memberi komentar superpedas yang bisa bikin kuping dan emosi menjadi panas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News