Jafar Hafsah, Menulis dengan Semangat Jihad Intelektual
Selasa, 29 Mei 2012 – 04:02 WIB
Judul buku yang sudah diterbitkan di antaranya, Agribisnis Gula, Bercocok Tanam Ubi Kayu, Membangun Pertanian Adil Sejahtera dan Demokratis, Manajemen Penyuluhan di Era Otonomi Daerah, Pengentasan Kemiskinan, Wujudkan Indonesia Berdaulat Pangan, Politik Untuk Kesejahtareaan Rakyat, dan Cara Sukses Menulis.
Jafar menuturkan, minat baca dan menulis perlu ditumbuhkembangkan. Karena dengan membaca bisa memberikan ilmu yang bermanfaat. "Saya rasa banyak buku-buku yang sudah dikeluarkan dari orang-orang hebat. Tentu dengan membaca kita juga bisa mendapatkan manfaat ilmu. Disisi lain dengan menulis kita juga bisa menjadi kreatif," katanya.
Pria kelahiran Soppeng, 17 February 1949 ini menjelaskan bahwa membaca dan menulis ibarat dua sisi mata uang yang memiliki satu kesatuan. Penulis yang hebat adalah pembaca yang baik. Meskipun membaca dan menulis berdiri sendiri-sendiri, namun hakikat dan kesejatiannya, membaca dan menulis merupakan satu kesatuan yang saling menggenapkan, menguatkan, meneguhkan memberi makna dan nilai satu sama lainnya.
"Bagi seorang penulis, membaca adalah modal utama. Kebiasaan membaca akan memudahkan dalam menemukan ide atau gagasan. Membaca dapat membuat otak dipenuhi berbagai pengetahuan yang bisa dijadikan modal utama dalam mengungkapkan kata dan kalimat dalam tulisan," katanya.
JAKARTA - Sibuk sebagai politisi, tak melupakan kewajibannya sebagai salah seorang intelektual. Baginya, menulis adalah tanggung jawab intelektual
BERITA TERKAIT
- Yayasan KEHATI dan Mamah Oday Kompak Dorong Pemanfaatan Obat Nusantara
- Jokowi Resmikan 5 Inpres Jalan Daerah NTB
- Brigadir RA Tewas Bunuh Diri, Kapolri Singgung soal Motif
- Bea Cukai: Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar, Denda Terhindar
- Komitmen Atas Keterbukaan Informasi, Pertamina Raih 7 Penghargaan SPS Awards 2024
- TNI AL dan Basarnas Bersinergi Menggelar Pembekalan Latihan SAR di Laut