Jagokan Eks TNI untuk Turunkan Tensi Politik di DKI

KIPP Indonesia Yakini Sjafrie Bisa Tandingi Ahok

Jagokan Eks TNI untuk Turunkan Tensi Politik di DKI
Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA - Bursa bakal calon kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 mulai semarak. Namun, nama Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok memang masih terlihat paling digdaya.

Untuk itu, Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Indonesia menganggap perlu adanya bakal calon gubernur lain yang bisa menyaingi Ahok sebagai calon incumbent. Menurut pengamat dari KIPP Indonesia, Muchtar Sindang, ada figur yang berpotensi bisa menandingi Ahok.

Muchtar lantas menyebut nama mantan Pandam Jaya, Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin. Menurutnya, bekas wakil menteri pertahanan itu dikenal punya pemahaman yang baik tentang Jakarta dan sebagai figus yang bersih dan santun.

"Letnan Jenderal TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin akan kami usung untuk menjawab permasalahan DKI Jakarta. Beliau memiliki rekam jejak yang pantas untuk memimpin Jakarta. Tegas, santun, bersih, disiplin serta seorang intelektual yang memiliki wawasan dan memahami segala persoalan di Jakarta," ujarnya di Jakarta, Selasa (26/4).

Muchtar menambahkan, Sjafrie sebelum menjadi wakil menteri pertahanan juga pernah menjadi sekretaris jenderal di Kementerian Pertahanan. Selain itu, sambung Muchtar, pensiunan TNI kelahiran Makassar itu juga cakap dalam berkomunikasi.

"Sebelumnya juga menjabat sebagai Kepala Pusat Penerangan  TNI tahun 2002–2005. Dan yang lebih perlu diperhatikan lagi, Sjafrie Sjamsoeddin dapat diterima semua golongan masyarakat," ujarnya.

Karenanya Muchtar meyakini kehadiran Sjafrie di bursa bakal calon gubernur DKI akan membawa gereget tersendiri. Muchtar bahkan menyebut Sjafrie bisa mendinginkan tensi politik jelang pilkada DKI.

"Dengan kehadiran Bapak Sjafrie Sjamsoeddin yang dapat diterima semua golongan dan lapisan masyarakat, diharapkan mampu membuat suhu politik DKI Jakarta menjadi lebih segar dan dingin. Mengingat isu-isu bersifat negatif yang dilontarkan para tokoh politik nasional, tidak tertutup kemungkinan dapat menyebabkan potensi konflik laten maupun konflik terbuka," ujar Muchtar.(gir/jpnn)



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News