Jakarta Beijing nan bak Bandung Tianjin

Oleh Dahlan Iskan

Jakarta Beijing nan bak Bandung Tianjin
Jakarta Beijing nan bak Bandung Tianjin

Lalu, ada jalan tol dari Beijing ke Tianjin. Sejauh 140 km. Langsung padat. Dibangun lagi jalan tol yang lain. Masih tidak cukup. Kini ada empat jalan tol dari Beijing (18 juta jiwa) ke Tianjin (14 juta jiwa).

Lalu, dibangun pula jalur kereta cepat. Jarak 140 km itu hanya ditempuh dalam 29 menit. Setelah ada kereta cepat, saya hampir selalu naik ini. Keretanya banyak banget. Tiap 15 menit, ada pemberangkatan. Pada jam sibuk tiap 10 menit. Hampir selalu penuh.

Apakah ekonomi Tianjin maju karena kereta cepat? 

Saya belum pernah baca publikasi tentang itu. Mungkin saja. Salah satunya. Tapi, rasanya, jalan tol-lah pemegang peran pertama dan utama. Lalu, ada pelabuhan. Pelabuhan Tianjin luar biasa besarnya. Bisa melayani kapal terbesar sepanjang waktu. Lautnya tidak pernah beku. Pada musim es sekalipun. Beijing tidak punya pelabuhan. Tianjin-lah pintu Beijing.

Lalu, ada jalan tol ke arah Shanghai (selatan). Jalan tol lagi ke arah Shenyang (utara). Jalan tol lagi ke arah Jinan (barat laut). Dan banyak lagi. Ke segala arah.

Kereta cepat memegang peran kesekian. 

Tapi, orang Tianjin suka berseloroh begini: Tianjin maju bukan karena semua itu. Tianjin maju sejak Wen Jiabao menjadi perdana menteri. 

Maksudnya: Sejak itulah banyak kebijakan pusat yang pro-Tianjin. Mungkin itu seloroh orang iri. Wen memang putra daerah Tianjin. Alumnus Nankai University, ”Unpad”-nya Tiongkok. Kebetulan, sejak saat itu saya melihat Tianjin berubah total. Modern, bersih, kinclong.

BENARKAH proyek kereta cepat Jakarta–Bandung terinspirasi kereta cepat Beijing ke Tianjin? Presiden Jokowi memang naik kereta cepat dari Beijing

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News