Jalan Kaki, Hari Dinilai Cari Sensasi

Jalan Kaki, Hari Dinilai Cari Sensasi
Jalan Kaki, Hari Dinilai Cari Sensasi
JAKARTA - Aksi jalan kaki dari Sidoarjo ke Jakarta yang dilakukan korban semburan lumpur Sidoarjo, Hari Suwandi (44 tahun), dianggap hanya cari sensasi. Dia juga dituding telah dimanfaatkan lembaga swadaya masyarakat (LSM) tertentu untuk melakukan gerakan politisasi.

"Kita sudah chek, tanah dan bangunan milik keluarga Hari Suwandi seluruhnya sudah dilesaikan tahun 2009. Gerakan Hari Suwandi ini pun tidak mewakili keluarga dan korban lumpur," kata Sekretaris Gabungan Korban Lumpur Sidorajo (GKLL) Khairul Huda dan mantan Ketua Pansus Lumpur Sidoarjo, Emir Firdaus, Selasa (10/7) menanggapi aksi jalan kaki yang dilakukan Hari Suwandi dan seorang rekannya.

Huda menegaskan, aksi jalan kaki yang dilakukan Hari Suwandi sarat politisasi. ”Saya menyebutkan dimotori oleh LSM yang tidak bertanggungjawab. Sebab harapan korban lumpur adalah lunasnya pembayaran asset mereka, bukan gerakan seperti ini. Dan faktanya, semua asset Suwandi sudah dibayarkan,” katanya.

Ihwal pembayaran jual beli aset milik keluarga Hari Suwandi, Huda menjelaskan, harta milik keluarga Hari Suwandi berupa tanah seluas 75,30 meter persegi dan luas bangunan 54 meter persegi. Untuk tanah, dibayar sebesar Rp75.340.000 dan untuk bangunan Rp81.000.000. Total yang dibayarkan sebesar Rp156.340.000.

JAKARTA - Aksi jalan kaki dari Sidoarjo ke Jakarta yang dilakukan korban semburan lumpur Sidoarjo, Hari Suwandi (44 tahun), dianggap hanya cari sensasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News