Jalur Merah Rugikan Importir

Jalur Merah Rugikan Importir
Jalur Merah Rugikan Importir
JAKARTA—Aturan impor yang mengharuskan impor produk melalui jalur merah dirasakan sangat merugikan pengusaha. Arus distribusi jadi terhambat, biaya produksi pun makin meningkat. Hal tersebut terungkap dalam seminar dan musyawarah nasional III Aspipin di Jakarta, Kamis (21/8).

jpnn.com - Menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Industri Pangan Indonesia (Aspipin) Boediyanto, para pengusaha harus menambah biaya Rp 1,5 juta per kontainer ketika melewati jalur merah. Padahal dalam satu bulan ada sekitar 1.000-2.000 kontainer. "Coba bayangkan berapa dana yang harus dikeluarkan pengusaha," ujar Boediyanto.

Dia juga ikut mempertanyakan apakah pemerintah akan tetap memberlakukan pembebasan bea masuk (BM) lima persen dan penanggungan pajak pertambahan nilai (PPN) 10 persen untuk terigu dan gandum. Mengingat dia, produk makanan berbasis gandum dan terigu telah mulai menggeser porsi beras sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia.

"Konsumsi beras 150 kg per tahun per kapita pada sekitar tahun 70-an sekarang mendekati 104 kg per tahun karena disubstitusi oleh makanan berbasis gandum," tuturnya.

Dia mengusulkan fasilitas tersebut diperluas hingga ke produk akhir terigu seperti mie instan. Jika hal itu tidak dilakukan maka harga produk makanan berbasis gandum akan mengalami kenaikan. (esy)




!-- @page { size: 8.5in 11in; margin: 0.79in } P { margin-bottom: 0.08in } -->JAKARTA—Aturan impor yang mengharuskan impor produk melalui jalur


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News