Jamiluddin Tidak Terima Aksi Jokowi End Game Diberi Stigma Negatif

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga mengomentari aksi bertajuk Jokowi End Game yang sebelumnya dikabarkan bakal digelar di Jakarta, Sabtu (24/7).
Unjuk rasa yang sedianya dilakukan berbagai elemen masyarakat tersebut disebut-sebut ditunggangi oleh pihak-pihak tertentu.
Menurut Jamiluddin, penilaian semacam itu cenderung tendensius. Pasalnya, kata dia, oknum-oknum yang mengekalim ditunggangi menyudutkan pihak tertentu tanpa berani menyebut siapa pihak-pihak yang dimaksud.
"Kalau memang ada yang menunggangi, seharusnya mereka bisa menunjukan hidung si penunggang. Inikan tidak, mereka hanya bisa menuding tetapi yang ditunjuk mahluk penampakan," kata Jamiluddin kepada JPNN.com, Senin (26/7).
Penulis buku Perang Bush Memburu Osama itu menyatakan, seharusnya para penuding menghormati pedemo.
Sebab, demo itu hak warga negara yang dilindungi UU.
"Kalau mereka memberi stigma-stigma yang negatif kepada para pedemo, itu sama saja tidak menghormati hak orang lain dalam menyampaikan aspirasinya," ujar Jamiluddin.
Jamiluddin menegaskan, orang-orang yang kerap menuding karena adanya rencana aksi sesungguhnya tak layak hidup di negara demokrasi.
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga mengomentari aksi bertajuk Jokowi End Game yang sebelumnya dikabarkan bakal digelar di Jakarta, Sabtu (24/7)
- Forum Purnawirawan TNI Usul Copot Wapres Gibran bin Jokowi, Pengamat: Ekspresi di Negara Demokrasi
- Menteri Anggap Jokowi sebagai Bos Dinilai Tak Loyal kepada Prabowo
- Benci Tapi Rindu Asing: Tradisi Lama Warisan Orde Baru?
- Benci Tapi Rindu Asing: Tradisi Lama Warisan Orde Baru?
- Prabowo Berkata Begini soal Demo Penolakan Revisi UU TNI
- Demo di Akhir Pekan, Ribuan Warga Amerika Kecam Persekutuan Elon Musk & Donald Trump