Jangan Asal Percaya Malaysia !

Jangan Asal Percaya Malaysia !
Suasana Perbatasan Indonesia - Malaysia di Kalimantan Barat. Diduga, saat ini banyak sekali produk-produk impor dari Malaysia yang beredar di wilayah ini tidak dikenai biaya impor, Sehinggga, harganya jauh lebih murah dengan harga barang yang diimpor secara resmi. Diperkirakan, hal sebaliknya juga terjadi di wilayah Malaysia. Karena itu, kedua negara berniat mambangun fasilitas CIQS. foto. Jawa Pos
PONTIANAK - Sikap dan gaya diplomasi Pemerintah Malaysia selalu bertentangan dengan apa yang terjadi di lapangan. Itulah yang membuat Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kalimantan Barat, Jakius Sinyor, tersinggung saat rapat dengan pihak Malaysia terkait pembukaan border Aruk dan Badau belum lama ini. Menurut Jakius, Malaysia bersikap seolah-olah tidak membutuhkan fasilitas CIQS, dan menyalahkan Indonesia yang terlalu bersemangat.

“Seolah-olah Indonesia yang terlalu bersemangat sementara mereka adem-adem saja,” kata Jakius kepada wartawan foto. JPNN di Pontianak belum lama ini. “Padahal kita maunya dua-duanya punya komitmen yang sama,” tambahnya. Apalagi,  di Aruk Kabupaten Sambas dan Badau Kapuas Hulu, fasilitas beacukai, imigrasi, karantina dan keamanan (CIQS/Custom, Immigration, Quarantine and Security) di pihak Indonesia sudah disiapkan sementara di pihak Malaysia belum. Bahkan di Jagoi Babang Kabupaten Bengkayang, pembangunan fasilitas yang sama segera menyusul.

 

Peletakan batu pertama pembangunan fasilitas PPLB Jagoi Babang direncanakan akan dilakukan Gubernur Kalbar Cornelis pada 4 September. Jakius pun menyebutkan, ada kesan seakan-akan pihak Indonesia-lah yang sangat proaktif, apalagi di Badau. Fasilitas CIQS di sana sudah dibangun sejak beberapa tahun lalu tetapi sampai sekarang belum bisa dioperasionalkan.

Kondisi ini dinilai sangat merugikan Indonesia mengingat fasilitas-fasilitas yang sudah dibangun sekian lama itu menjadi mubazir atau tidak termanfaatkan dan tak terpelihara.  “Sudah berapa dana yang kita kucurkan untuk pembangunan fasilitas itu. Dari Departemen PU juga sudah sangat banyak,” ujar dia.

PONTIANAK - Sikap dan gaya diplomasi Pemerintah Malaysia selalu bertentangan dengan apa yang terjadi di lapangan. Itulah yang membuat Kepala Dinas

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News