Jangan Buka Ruang Dialog dan Negosiasi dengan Teroris

Jangan Buka Ruang Dialog dan Negosiasi dengan Teroris
Komarudin Watubun. Foto: Charlie Lopulua/Indopos/JPNN

Gelombang ketiga terorisme modern mulai redup akhir 1980-an karena kerja sama

negara-negara seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris, melakukan pemboman Libya tahun 1986 karena diduga mensponsor terorisme.

Upaya kerja sama kontra-teror mulai dirajut oleh berbagai negara. Embargo ekonomi diterapkan guna menekan negara sponsor terorisme (David C. Rapoport, 2004: 61).

PBB merilis dokumen awal tentang terorisme International Convention for the Suppression of Terrorist Bombing tahun 1997.

Kemudian serangan teror ke WTC dan Pentagon tahun 2001 menandai lahirnya fase keempat terorisme modern.

Pada era ini, jaringan al-Qaeda mula-mula dijadikan model. Setelah 130 tahun, jaringan al-Qaeda yang tersebar di sekitar 70 negara melahirkan generasi keempat taktik teror awal abad 21 (Rapoport 2004: 66).

Aksi teror belum berakhir pasca Osama bin Laden. Alasannya, struktur organisasinya ketat dan berbasis rekrut SDM lokal (Cronin 2006: 39–46), sekitar 50 persen aliran dananya melalui offshore bank (Tkachuk 2002: 2).

Al-Qaeda juga terlibat dalam jaringan narkotika (Cronin 2006: 45–46), khususnya di Afghanistan (United Nations Office on Drugs and Crime, 2007).

Negara-negara seakan-akan rapuh mencegah dan mengatasi aksi teror. Rata-rata inovasi pola teror berevolusi sekitar 40 tahun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News