Jangan Gunakan Isu Terorisme Untuk Serang Lawan Politik

Jangan Gunakan Isu Terorisme Untuk Serang Lawan Politik
Satuan Brimob Bulungan melaksanakan pelatihan dan simulasi khusus dalam penanganan terorisme. Foto: RACHMAD RHOMADHANI/RADAR KALTARA/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Said Salahudin mengatakan, sangat berbahaya jika salah satu dari dua kutub politik di Indonesia menggunakan isu terorisme untuk menyerang kelompok lain.

Menurut Said,  peluang penggunaan isu terorisme sangat terbuka mengingat muncul persepsi pelaku mengatasnamakan Islam.

Sementara Prabowo Subianto diketahui banyak didukung umat Islam untuk maju kembali di Pilpres 2019.

"Dalam kaitan politik, bisa saja kelompok yang satu menyerang yang lain menggunakan isu terorisme berdasarkan persinggungan tadi," ujar Said kepada JPNN, Minggu (20/5).

Menurut Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) ini, bisa saja ada pihak yang membangun opini seolah-olah pendukung Prabowo lebih dekat dengan teroris, dibanding kelompok pendukung Jokowi.

Hal tersebut menurutnya, sangat tidak diharapkan. Karena dapat menimbulkan efek yang sangat berbahaya bagi keutuhan bangsa.

"Ketika stigma pada kelompok tertentu yang tak punya hubungan dengan kelompok teroris coba dibangun, itu bisa memicu amarah.
Orang kalau sudah disudutkan akan bereaksi, ini saya khawatirkan akan membuat siatuasi tak kondusif," katanya.

Said berharap semua pihak di tanah air bergandengan tangan memberantas terorisme. Bukan malah menjadikannya sebagai komoditas politik.

Terorisme harus menjadi musuh bersama bukan dijadikan sebagai komoditas politik jelang pilpres.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News