Jangan Jadikan Virus Corona Tameng Menutupi Kegagalan Pertumbuhan Ekonomi

Jangan Jadikan Virus Corona Tameng Menutupi Kegagalan Pertumbuhan Ekonomi
Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Gerindra Heri Gunawan. Foto: Biro Pemberitaan DPR

"Tentunya perihal ini perlu didukung kebijakan fiskal yaitu tentang pajak dan distribusi pendapatan yang mengurangi kesenjangan, meningkatkan produktifitas dan memacu semangat untuk investasi," ujarnya.

Untuk itu, dibutuhkan sinergitas dan kekompakan policy-mix antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter secara nyata di lapangan. Penerapan kebijakan fiskal yang ekspansif, dengan menetapkan nilai RAPBN 2020 sebesar 14 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Dari sisi moneter, katanya, BI telah menetapkan kebijakan moneter longgar melalui penurunan suku bunga acuan, dengan harapan perbankan merespons dengan menurunkan suku bunga kredit sehingga sektor riil menggeliat. Penyaluran kredit yang tepat dan mengendalikan tingkat konsumsi dengan mengurangi ketergantungan impor dan meningkatkan ekspor.

"Secara nyata yang menjadi kunci adalah eksekusi di lapangan. Bagaimana sektor riil bergerak, manufaktur tumbuh, industri tumbuh, ekspor tumbuh. Saat ini ekspor masih didominasi komoditas non-migas yang terkonsentrasi di sepuluh komoditas utama, menyumbang 57 persen dari total ekspor non-migas," tutur Hergun.

Sebagian besar produk ekspor Indonesia menurutnya masih berbasis buruh murah dan sumber daya alam mentah. Padahal, untuk bersaing di pasar global, corak industri harus didominasi oleh tenaga terampil, penelitian dan pengembangan, serta teknologi.

"Sumbangan manufaktur terhadap PDB dalam lima tahun terakhir merosot dari 25 persen menjadi 19 persen. Artinya, kita belum mampu meredam gejala deindustrialisasi," kata anggota Badan Pengkajian MPR RI ini.

Alih-alih menyalahkan corona, tambahnya, sekarang saatnya Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) melakukan koreksi terhadap sejumlah kebijakan yang tidak pro rakyat kecil. Tugas pemerintah adalah melakukan kebijakan antisipatif agar bisa meminimalisir dampak Corona.

"Stimulus dari kebijakan fiskal dan moneter yang berpihak sangat diperlukan untuk tetap menggairahkan perekonomian guna menjaga konsumsi masyarakat sebagai penyokong terbesar pertumbuhan ekonomi," ujarnya. (fat/jpnn)

Dulu menyalahkan faktor global, kemudian perang dagang antara AS vs China, dan sekarang mau menyalahkan Corona


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News