Jangan Karena Mau Menolong Honorer, Lantas Berbuat Zalim ke Orang Lain

 Jangan Karena Mau Menolong Honorer, Lantas Berbuat Zalim ke Orang Lain
Kepala BKN Bima Haria Wibisana mengatakan, rekrutmen PPPK tahap kedua bukan hanya untuk honorer K2. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

Honorer K2 ini sudah puluhan tahun mengabdi, apa pemerintah tidak kasihan?

Saya rasa pemerintah sudah cukup baik ke mereka. Sejuta lebih honorer diangkat PNS tanpa tes. Kemudian 2013, 2018, 2019 diberikan kesempatan ikut tes lagi sesuai tuntunan UU Aparatur Sipil Negara (ASN). Pertanyaannya, kalau mereka tidak lulus terus apakah nasib harus dipaksa diangkat jadi ASN? Kan enggak boleh gitu

Keberadaan honorer K2 menjadi salah satu pemicu rendahnya indeks daya saing. Itu sebabnya, pemerintah tidak ingin lagi menjadikan honorer K2 maupun nonkategori usia 35 tahun ke atas menjadi PNS.

BACA JUGA: Jelang Pendaftaran PPPK, Sebaiknya Honorer K2 Didata Ulang

Sudah waktunya merekrut kalangan milenial dalam birokrasi PNS. Ini untuk masa depan birokrasi agar tercipta ASN yang kompetitif, modern, dan punya daya saing tinggi.

Saat ini, skor indeks daya saing Indonesia masih rendah. Salah satunya ada birokrasi PNS. Agar skor indeks meningkat harus diisi dengan SDM baru dari kalangan milenial.

Kalau tetap memasukkan honorer K2 maupun nonkategori, skor indeknya akan tetap. Mengapa? Karena honorer ini kan sudah masuk dalam birokrasi juga. Jika mereka diangkat PNS, skornya tetap sama dong, enggak ada perubahan.

Saya lebih setuju bila honorer K2 maupun nonkategori dimasukkan ke dalam PPPK, itupun tidak boleh serta merta. Sebab, PPPK juga masuk dalam birokrasi ASN.

Kepala BKN Bima Haria Wibisana mengatakan, pemerintah sudah cukup baik kepada honorer K2, mereka ada yang diangkat menjadi CPNS tanpa tes, dan juga diberi kesempatan tes berkali-kali.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News