Jangan Lengah, Masyarakat Harus Perhatikan Kualitas dan Kebersihan Air Minum yang Layak Konsumsi

Jangan Lengah, Masyarakat Harus Perhatikan Kualitas dan Kebersihan Air Minum yang Layak Konsumsi
Ilustrasi air minum. Foto: Suryani/Malut Pos/JPNN

Dokter Kaka menambahkan ibu hamil yang terinfeksi bakteri E. coli melalui saluran kencing (uretra) juga bisa mengalami infeksi saluran kemih dan infeksi ginjal.

Infeksi ini kemudian bisa berkembang dan menyebabkan infeksi selaput otak pada bayi dalam kandungannya, hingga keguguran sehingga, pemilihan air dengan seksama disarankan kepada seluruh masyarakat untuk mengadopsi hidup bersih dengan mengonsumsi air minum yang berasal dari sumber yang terlindungi.

Kualitas air minum juga ternyata sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup seseorang di masa depan. Menurut Peneliti Depot Air Minum Isi Ulang, Sri Yusniati I. Sari saat ini, sekitar 48% dari masyarakat menengah ke bawah di perkotaan menggunakan air kemasan dan isi ulang sebagai cara praktis untuk memenuhi kebutuhan air minum dalam rumah tangganya

"Namun, tidak banyak yang memahami perbedaan kualitas air minum yang ada di pasaran," tuturnya.

Selain itu, tambahnya, akibat laju urbanisasi yang cepat, fenomena air minum isi ulang kian menjamur di perkotaan.

Pertumbuhan Depot Air Minum (DAM) di DKI Jakarta meningkat hingga 800 persen dan didapatkan bahwa banyak air minum isi ulang memiliki kualitas yang rendah, yang mana sekitar 40 persen galon isi ulang dan 25,3% keran outlet terdapat bakteri E. coli.

Masyarakat juga harus lebih berhati-hati karena masih banyak sekali DAM yang tidak resmi dan tidak mematuhi standardisasi pemerintah.

"Air minum yang jernih dan tidak berasa belum tentu bebas dari bakteri," tegasnya.

Kesehatan masyarakat berkaitan erat dengan kualitas air minum yang dikonsumsi setiap harinya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News