Jangan Salah Susun Asumsi APBN
Kamis, 18 November 2010 – 20:02 WIB
JAKARTA — Pengamat ekonomi yang juga Direktur eksekutif Reforminer Institute, Pri Agung Rakhmanto, mengatakan, pemerintah harus berhati-hati saat menyusun APBN. Karena bila sampat terjadi kesalahan prediksi sedikit saja, maka pengaruhnya terhadap beban yang ditanggung APBN bisa besar. Sebagaimana diketahui, pemerintah menargetkan produksi minyak di APBN-P 2010 sebesar 965 ribu barel per hari. Namun hingga kini, rata-rata lifting yang dicapai masih berkisar antara 950 ribu barel per hari.
Terlebih lagi, saat ini harga minyak dunia terus menunjukkan peningkatan. "Pemerintah dalam jangka pendek harus bisa membuat rencana atau asumsi harga dan target produksi yang baik dan realistis. Perbedaan realisasi dengan asumsi sedikit saja akan mengubah postur APBN secara drastis," ujar Agung pada wartawan di Jakarta, Kamis (18/11).
Pri Agung mencontohkan, jika lifting minyak yang dipatok ternyata lebih rendah 10 ribu barrel per hari saja, maka itu akan menambah defisit sekitar Rp2 triliun. "Itulah yang harus diperhatikan pemerintah," sambungnya.
Baca Juga:
JAKARTA — Pengamat ekonomi yang juga Direktur eksekutif Reforminer Institute, Pri Agung Rakhmanto, mengatakan, pemerintah harus berhati-hati
BERITA TERKAIT
- Bebaskan Karyawan dari Jeratan Pinjol, Aplikasi Ayo Kasbon Bisa jadi Solusi
- Kuartal I 2024, SIG Catatkan Laba Rp472 Miliar
- Kuliah Tamu di LSE, Menko Airlangga Optimistis Visi Indonesia Emas 2045 Tercapai
- BRI Lakukan Buyback, Ini Sebabnya
- Pesan Muhammadiyah soal Pengelolaan Tambang: Harus Berkesinambungan
- HUT ke-50 BPD HIPMI Jaya, Simson Hendro Sampaikan Harapan & Pesan