Jangan Salah Susun Asumsi APBN

Jangan Salah Susun Asumsi APBN
Jangan Salah Susun Asumsi APBN
JAKARTA — Pengamat ekonomi yang juga Direktur eksekutif Reforminer Institute, Pri Agung Rakhmanto, mengatakan, pemerintah harus berhati-hati saat menyusun APBN. Karena bila sampat terjadi kesalahan prediksi sedikit saja, maka pengaruhnya terhadap beban yang ditanggung APBN bisa besar.

Terlebih lagi, saat ini harga minyak dunia terus menunjukkan peningkatan. "Pemerintah dalam jangka pendek harus bisa membuat rencana atau asumsi harga dan target produksi yang baik dan realistis. Perbedaan realisasi dengan asumsi sedikit saja akan mengubah postur APBN secara drastis," ujar Agung pada wartawan di Jakarta, Kamis (18/11).

Pri Agung mencontohkan, jika lifting minyak yang dipatok ternyata lebih rendah 10 ribu barrel per hari saja, maka itu akan menambah defisit sekitar Rp2 triliun. "Itulah yang harus diperhatikan pemerintah," sambungnya.

Sebagaimana diketahui, pemerintah menargetkan produksi minyak di APBN-P 2010 sebesar 965 ribu barel per hari. Namun hingga kini, rata-rata lifting yang dicapai masih berkisar antara 950 ribu barel per hari.

JAKARTA — Pengamat ekonomi yang juga Direktur eksekutif Reforminer Institute, Pri Agung Rakhmanto, mengatakan, pemerintah harus berhati-hati

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News