Jangan Sampai Jokowi jadi Korban Rayuan Maut seperti Soeharto, Sangat Berbahaya!

Jangan Sampai Jokowi jadi Korban Rayuan Maut seperti Soeharto, Sangat Berbahaya!
Presiden Jokowi. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas turut menyoroti gagasan perpanjangan periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo dengan cara menunda Pemilu 2024.

Pria yang akrab disapa Buya Anwar itu lantas mengingat gaya kepemimpinan Presiden Kedua RI Soeharto pada masa Orde Baru.

Anwar menceritakan awalnya di masa Orde Lama, Prokmator RI Bung Karno sangat hebat memimpin Indonesia. Tanpa Bung Karno, Anwar tidak bisa membayangkan bagaimana Indonesia bisa bersatu.

"Kemudian apa yang terjadi, PKI melakukan tindak tidak terpuji dengan membunuh para jenderal sehingga tampillah Soeharto menjadi pemimpin. Padahal Soeharto di kalangan elite waktu itu boleh dikatakan anak bawang alias belum ada apa-apanya," kata Anwar Abbas kepada JPNN.com, Senin (28/2).

Meski diragukan, kata Ketua PP Muhammadiyah itu, Soeharto sukses menurunkan inflasi yang waktu itu sudah sangat tinggi sehingga bisa membuat ekonomi masyarakat makin baik.

Bahkan, Soeharto pernah diberi penghargaan oleh dunia internasional karena berhasil membuat Indonesia berswasembada dalam bidang pangan.

"Melihat begitu berhasilnya Pak Harto membangun ekonomi lewat kebijakan trickle down effect dan menciptakan stabilitas politik lewat kebijakan security approach-nya, sehingga ketika itu muncul lagi orang yang cemas di mana mereka khawatir akan nasib bangsa ini kalau bangsa ini tidak dipimpin oleh Soeharto," kata Anwar.

Pada saat itu, menurut Anwar, para politisi dan petinggi negeri ini datang membujuk Soeharto agar tetap mau maju dalam Sidang Umum MPR berikutnya. Para politikus dan tokoh saat itu mengeklaim rakyat masih membutuhkan Soeharto.

Anwar Abbas membandingkan munculnya gagasan perpanjangan periode kepemimpinan Presiden Jokowi dengan cara Pemilu 2024 ditunda, dengan era Presiden Soeharto.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News