Jangan Sampai Usai Lebaran Terbelit Utang

Jangan Sampai Usai Lebaran Terbelit Utang
Jasa penukaran uang pecahan baru yang disediakan Bank Indonesia dan bank-bank swasta nasional di Lapangan IRTI, Monas. Foto: Issak Ramadhan/JawaPos.com

jpnn.com, TARAKAN - Menjelang Lebaran perputaran ekonomi pun meningkat, mulai dari kebutuhan bahan pangan, biaya transportasi hingga pertukaran uang.

Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIE Bulungan Tarakan, Dr. Ana Sriekaningsih SE.,MM mengatakan, selama Ramadan dan menjelang Lebaran tentu perputaran ekonomi ikut meningkat.

Belum lagi terdapat oknum tak bertanggung jawab yang memanfaatkan momen Lebaran dengan permainan harga. Dalam hal ini instansi terkait perlu mengawasi agar suplai barang seimbang dengan peningkatan permintaan konsumen.

“Permintaan meningkat mungkin 50 persen, maka harga-harga juga melonjak. Belum lagi kalau ada permainan harga, maka harus ada pemantauan dari dinas terkait supaya harga tidak melonjak,” tuturnya kepada Radar Tarakan (Jawa Pos Group).

Perputaran ekonomi selama Ramadan dan menjelang Lebaran ini tak hanya dipengaruhi adanya kenaikan harga sembilan kebutuhan pokok (sembako). Tetapi juga meningkatnya kebutuhan barang dibandingkan hari biasa.

“Misalnya sehari-hari konsumsi daging tidak seberapa, tapi Lebaran pasti kita menambah stok yang biasanya 1 kg tapi karena hari raya maka ada penambahan jumlah yang kita butuhkan,” lanjutnya.

Tingginya pertukaran uang di kalangan masyarakat menjelang hari raya pun ikut berpengaruh. Meningkatnya pertukaran uang menandakan tingkat kebutuhan masyarakat pun meningkat.

“Karena orang perlu semua, peredaraan uang atau penukaran uang dari bank pun meningkat karena keperluan masyarakat,” jelasnya.

Selama Ramadan dan jelang Lebaran, kebutuhan bahan pangan meningkat, terlebih harga-harga mengalami kenaikan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News