Jari-Jari

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Jari-Jari
Ilustrasi. Foto: Ricardo/JPNN.com

Dengan jari-jari itu manusia modern yang serbadigital melalukan touch and sweep, sentuh dan geser, untuk mengendalikan semua aktivitasnya.

Revolusi digital telah mengubah manusia menjadi ‘’manusia jari’’ atau homo digitalis. Manusia yang seharusnya utuh dengan raga yang lengkap dan disempurnakan dengan rohani yang jangkap, telah berubah menjadi manusia jari yang mengandalkannya sebagai senjata utama dalam aktivitas sehari-hari.

Secara etimologis digital berasal dari bahasa Yunani ‘’digitus’’ yang berarti jari-jemari. Digital artinya berhubungan dengan angka-angka untuk sistem perhitungan tertentu; berhubungan dengan penomoran.

Dalam Bahasa Inggris digital artinya yang berhubungan dengan jari, mesin hitung yang mempergunakan angka-angka untuk sistem-sistem perhitungan tertentu.

Revolusi digital telah membawa perubahan pada cara manusia berkomunikasi dan memengaruhi gaya hidup serta bagaimana memandang dan bersikap terhadap realitas.

Dunia digital menjadikan manusia berfungsi ganda sebagai konsumen dan produsen pesan. Setiap orang menjadi prosumen, produsen sekaligus konsumen pesan.

Eksistensi manusia modern abad digital ini ditentukan oleh aktivitasnya di media digital melalui posting, uploading, dan chatting.

Manusia hidup di tengah masyarakat digital interaktif, yang memungkinkannya terlibat dengan memengaruhi komunikasi media digital, dan tidak sekadar menjadi penonton semata.

Manusia digital sekarang adalah Manusia Jari-Jari. Dengan sekali klik, dia mendapatkan apa yang dia inginkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News