Jatuh Bangun Tim BPPT Mewujudkan Pesawat Udara Nir Awak (PUNA)
Tak Ingin Kecewakan sang Pencipta Cetak Biru
Jumat, 24 Mei 2013 – 06:30 WIB
Bagi tim PUNA Wulung, inilah salah satu babak yang sudah lama diimpikan: menghasilkan produk teknologi tinggi yang bisa dikomersialkan. Meski belum secanggih pesawat tak berawak bikinan negara maju, optimisme tetap membuncah.
Baca Juga:
Sekitar 50 orang anggota tim pengembang PUNA Wulung menyatakan kesiapannya untuk mengembangkan pesawat itu agar lebih canggih. Harapannya, pesawat tersebut akan digunakan untuk kepentingan militer Indonesia dan menjadi bagian alutsista asli buatan anak negeri.
Para anggota tim PUNA Wulung memang pantas berbangga. Hasil pengembangan bertahun-tahun mampu menghasilkan pesawat nirawak yang cocok untuk kondisi geografis Indonesia. "Kami tidak bisa melupakan jasa almarhum Prof Said," ujar Kepala Program PUNA Joko Purwono ketika ditemui pekan lalu.
Pengembangan PUNA di Indonesia memang tidak bisa dilepaskan dari sosok Prof Said Djauharsjah Jenie. Mantan kepala BPPT itu merupakan perintis teknologi PUNA. Pada 1998 Said yang bermimpi Indonesia memiliki pesawat intai tak berawak mulai merekayasa teknologi dirgantara yang merupakan bidang keilmuannya.
DUNIA dirgantara Indonesia terus menebarkan optimisme. Setelah PT Dirgantara Indonesia (DI) kebanjiran pesanan helikopter militer, Badan Pengkajian
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor