Jatuh Bangun Tim BPPT Mewujudkan Pesawat Udara Nir Awak (PUNA)
Tak Ingin Kecewakan sang Pencipta Cetak Biru
Jumat, 24 Mei 2013 – 06:30 WIB
"Pesawat ini sekarang masih memiliki kemampuan 3,5 gravitasi. Kami masih mengembangkan agar pesawat ini memiliki kemampuan 7 gravitasi sehingga mampu menahan beban ratusan kilogram," lanjut pria 58 tahun itu.
Potensi PUNA Wulung saat ini masih pada level II. Sedangkan, pesawat militer tak berawak yang dimiliki negara maju berlevel III. Sementara itu, level IV (tertinggi) yang mampu dicapai saat ini adalah pesawat yang mempunyai daya jelajah di atas 70 ribu kaki.
Menurut Joko, dengan potensi di level II saat ini, PUNA Wulung sudah mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan negara. Terutama dalam hal pengawasan illegal logging dan pembuatan hujan. Bila jelajahnya terlalu tinggi, dikhawatirkan wilayah Indonesia tidak bisa terekam sempurna karena tertutup awan.
Joko menambahkan, dengan menggunakan PUNA, fungsi pengawasan yang selama ini dilakukan kapal dan pesawat berawak milik TNI-AU bisa lebih efisien. PUNA bisa menggantikan biaya tinggi akibat pengawasan di wilayah perbatasan. "Dari satu kapal induk, PUNA bisa mengawasi lebih jauh dengan biaya yang lebih efisien," tandasnya. (*/c4/ari)
DUNIA dirgantara Indonesia terus menebarkan optimisme. Setelah PT Dirgantara Indonesia (DI) kebanjiran pesanan helikopter militer, Badan Pengkajian
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor