Jatuh Bangun Tim BPPT Mewujudkan Pesawat Udara Nir Awak (PUNA)
Tak Ingin Kecewakan sang Pencipta Cetak Biru
Jumat, 24 Mei 2013 – 06:30 WIB
Untung, para pemuda itu cepat bangkit. Mereka kembali pada jalan yang benar dan mengembangkan PUNA hingga benar-benar laik terbang. Bukan hanya itu, Joko juga mulai memberikan materi komersialisasi teknologi agar hasil karya tersebut tidak sia-sia setelah berhasil terbang dengan sempurna.
Sejak 2009, tim PUNA mulai mengembangkan segmentasi kebutuhan pasar. Antara lain, melayani kebutuhan TNI-AU untuk mengawasi wilayah perbatasan. Selain itu, PUNA dapat dimanfaatkan untuk pengawasan wilayah Indonesia yang rawan pembalakan liar dan kepentingan hujan buatan.
Dari situ, rancangan PUNA terus disempurnakan hingga akhirnya menarik perhatian Balitbang TNI. Balitbang lalu ikut terlibat dalam pengembangan PUNA yang kemudian melahirkan Wulung. Spesifikasi pesawat tersebut dianggap cukup sesuai dengan kondisi geografis Indonesia.
Dengan bobot 60 kilogram dan bentang sayap 6,34 meter, PUNA Wulung memiliki jarak jelajah 200 kilometer di ketinggian 12 ribu kaki. Pesawat itulah yang pada 29 April lalu dinyatakan siap dikomersialkan melalui PT DI.
DUNIA dirgantara Indonesia terus menebarkan optimisme. Setelah PT Dirgantara Indonesia (DI) kebanjiran pesanan helikopter militer, Badan Pengkajian
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor