Jejak Kehidupan di Mars Kian Nyata

Ditemukan, Fosil Mikroba Seperti di Bumi

Jejak Kehidupan di Mars Kian Nyata
KEHIDUPAN - Model robot MSL Rover yang digunakan dalam penelitian di Mars. Foto: NASM.si.edu.
Saat mempelajari bebatuan Pilbara, para ilmuwan menemukan berbagai fosil mikroba di bebatuan tersebut. Konon, miliaran tahun yang lalu, mikroba-mikroba tersebut membentuk kehidupan awal di Bumi. Tepatnya, di bebatuan tersebut. Perwujudan mikroba-mikroba kuno itu disebut sebagai stromatolites. Memanfaatkan berbagai teknologi modern yang berkembang sekarang, stromatolites bisa dipelajari lebih jauh. Termasuk, bentuk dan strukturnya.

"Kehidupan membentuk makhluk-makhluk sederhana ini. Saya bisa membuktikannya dari struktur dan bentuk yang sudah kami pelajari. Struktur yang ada pada makhluk-makhluk ini hanya bisa diciptakan oleh kehidupan, bukan proses geologi," papar Brown. Berpijak pada kesamaan mineral pembentuk batu Pilbara dan Nili Fossae, dia yakin bahwa stromatolites yang hidup dalam bebatuan itu pun sama. Artinya, tahap awal kehidupan di Bumi pun terjadi di Mars.

Selain tersusun dari mineral yang sama, menurut Brown, lokasi ditemukannya Pilbara di Bumi dan Nili Fossae di Mars pun mempunyai cukup banyak kemiripan. Sama-sama gersang. "Semakin banyak lapisan yang tercetak di bebatuan tersebut, berarti jejak kehidupan itu semakin nyata. Sebab, mikroba-mikroba itu membutuhkan cukup waktu untuk membentuk stromatolites dan juga karang atau jenis hunian mikroba lainnya. Jika itu juga terjadi di Mars, berarti pernah ada kehidupan di sana," urainya.

Nili Fossae kali pertama diteliti pada 2008. Saat itu, para ilmuwan menemukan kandungan karbon dalam lapisan batu penyusun permukaan Mars tersebut. Temuan itu disambut gembira para ilmuwan Bumi. Sebab, mereka sudah sangat lama mencari jejak-jejak karbon di planet ke-4 dalam tata surya tersebut. Konon, karbon merupakan bukti awal bahwa pernah ada kehidupan di planet tersebut. Dari karbon lah kehidupan terbentuk.

LOS ANGELES - Jejak kehidupan di Planet Mars kembali terlacak. Dalam jurnal Earth and Planetary Science Letters, sejumlah ilmuwan Amerika Serikat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News