Jejaring Desa Akan Memperkuat Identitas ASEAN

Jejaring Desa Akan Memperkuat Identitas ASEAN
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar atau Gus Halim. Foto: Dokumentasi Humas Kemendes PDTT

Gus Halim juga menjelaskan latar belakang dari AVN, karena pembangunan pedesaan masih menjadi fokus utama pembangunan di Asia Tenggara yang merupakan rumah bagi 8,5 persen populasi dunia.

Pandemi Covid-19 juga memperparah tantangan yang sudah ada sebelumnya terhadap pembangunan perdesaan.

Tantangan, seperti ketahanan pangan, konektivitas, pasokan listrik dan air, pendidikan atau literasi, ketenagakerjaan, migrasi ke daerah perkotaan, reformasi pertanahan, dan defisit infrastruktur.

"Pandemi ini juga telah mengganggu upaya untuk mencapai Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030," ungkapnya.

Untuk diketahui, acara puncak KTT ke-42 ASEAN digelar di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) dari 9-11 Mei 2023.

Penyelenggaraan KTT ke-42 ASEAN 2023 di Labuan Bajo ini akan memberikan dampak pada masyarakat, khususnya dalam mendorong kebangkitan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja.

Senior Official Meeting on Rural Development and Poverty Eradication (SOMRDPE) ASEAN menjadi salah satu badan sektoral Pilar Kerja Sama Masyarakat Sosial Budaya yang terdiri dari para pejabat senior negara anggota ASEAN yang membidangi pembangunan perdesaan dan pengentasan Kemiskinan.

Di Indonesia, Focal Point (Pumpunan Nasional) SOMRDPE ASEAN dipercayakan kepada Kemendes PDTT sejak 2020 melalui Surat Keputusan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, selaku Ketua Pilar Sosial Budaya ASEAN di Indonesia.

Pembentukan Jejaring Desa ASEAN atau ASEAN Network Village untuk memperkuat posisi desa-desa di kawasan Asia Tenggara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News