Jelang Lebaran, Harga Pinang Anjlok, Petani Terpukul

Jelang Lebaran, Harga Pinang Anjlok, Petani Terpukul
Petani sedang menjemur buang pinang. Foto: jambiekspres/jpg

jpnn.com, MUARASABAK - Komoditi andalan Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat tak lagi bisa diandalkan.

Harganya terus turun. Bahkan, Senin (11/6) lalu, harganya hanya Rp 6 ribu per kilogram untuk pinang dengan kondisi kadar air 90 persen.

Untuk pinang dengan kadar air 30 persen Rp 14 ribu, turun Rp 2 ribu.

Turunnya harga pinang mendekati lebaran ini membuat petani pinang terpukul. Ismail, petani pinang di Mendahara, mengatakan, petani pinang saat ini membutuhkan perhatian dari pemerintah.

“Lebaran tinggal beberapa hari lagi, kita butuh uang banyak untuk membeli persiapan dan perlengkapan lebaran, harga pinang lah turun lagi," ujar Ismail.

Kata dia, penurunan harga pinang memang tidak begitu drastis, yang menjadi kendala, upah ngupas pinang tidak turun-turun.

"Kalau harga pinang tidak begitu nian turunnya, tapi, upah ngupas tidak turun-turun per kilonya, turun Rp 600 rupiah, tapi, upah ngupas tetap Rp 2.000 per kilo, sama saja Rp 11.000 yang turun," ungkap Ismail.

Sementara itu, Andak salah seorang penampung pinang menuturkan, memang dalam beberapa minggu ini dan menjelang Hari Raya, harga jual pinang mengalami penurunan.

Komoditi andalan Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat tak lagi bisa diandalkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News