Jelang Lengser BHD Sering Absen

Jelang Lengser BHD Sering Absen
Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri (BHD) bersama staf dan Jajarannya. FOTO : M. Alie/jawapos
    

"Respon dan pola komunikasi internal kepolisian sangat memprihatinkan. Ini membuat masyarakat semakin kehilangan respek terhadap polisi,"kata Bambang.  Alumnus Akpol 1971 itu menyoroti peristiwa Jumat saat sejumlah jenderal sudah berdandan rapi, namun batal dilantik. "Mengapa tidak ada sistem delegasi. Kalaupun Kapolri sakit, mengapa tidak wakilnya. Itu boleh saja dari sisi aturan," katanya.

    

Terpisah, anggota komisi III Nasir Djamil juga menyesalkan kejadian menghilangnya Kapolri selama beberapa hari. Apalagi, kasus itu memunculkan beragam rumor. Mulai dari Kapolri bunuh diri, Kapolri dimarahi SBY, Kapolri diancam teroris, dan sebagainya.

    

"Model pengelolaan informasi Polri mendesak untuk dievaluasi," kata Nasir yang dikenal vokal terhadap institusi kepolisian itu. Menurut politisi PKS itu, model komunikasi seperti Orba yang satu pintu dan menutup-nutupi informasi,  akan membingungkan publik. "Dia (Kapolri) kan mau pensiun, makanya harus meninggalkan sesuatu yang menimbulkan trust pada publik. Kalau meninggalkan bom waktu, Polri kewalahan untuk mengembalikannya,"katanya.

    

Kritik lebih pedas disampaikan Direktur Lingkar Madani (Lima), Ray Rangkuti, yang melihat kondisi lembaga penegak hukum ini sudah sangat sulit mendapat perhatian masyarakat. Polisi yang selama ini dilihat masyarakat masih tetap akan sulit merubahnya ke manajemen sipil.

JAKARTA - Apakah Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri (BHD) benar-benar sakit sejak Jumat (13/08) hingga Minggu (15/08)? Penjelasan resmi dari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News