Jelang Pilpres 2024, Situasi Politik Harus Tetap Kondusif
Aidul juga mengatakan bahwa sifat dari pilpres adalah untuk memilih capres bukan menyeleksi.
Terpisah, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah menyebut, sistem pemilu seharusnya memberikan forum seluasnya kepada para partai politik guna menyampaikan perbedaan dan persamaan, sehingga dapat menjadi pondasi koalisi atau oposisi kelak.
Menurut Fahri, tetap diperlukan daya pikiran kritis terhadap mekanisme serta aturan main tahapan pemilu, agar dapat menghasilkan capres yang ideal.
Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas berpandangan, situasi politik menjelang Pemilu dan Pilpres 2024 masih bisa berubah.
“Tampak negosiasi politik cenderung berjalan kencang dan pengelompokan juga masih berpotensi berubah. Bahkan belakangan ini justru muncul pengelompokan politik yang baru,” kata Sirojudin.
Direktur Eksekutif Moya Institute Hery Sucipto memaparkan, masyarakat hanya berharap siapa pun yang terpilih dari tiga capres populer kini adalah putra terbaik bangsa yang berpotensi memberikan kontribusi besar untuk kemajuan Indonesi.(mcr10/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Pemerhati isu-isu strategis dan global Imron Cotan mengatakan, situasi politik saat ini dinilai masih kondusif.
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul
- Peneliti TSRC Sebut Kompleksitas Pemilu 2024 Munculkan Fenomena Split-Ticket Voting
- Tegas, Demokrat Tidak Akan Usung Anies Baswedan di Pilkada DKI
- Megawati Akhirnya Tampil ke Publik, Tinjau Pameran Karya Butet Kertaredjasa
- Zulhas Sebut Kemenangan Prabowo-Gibran Bukan Didasari Bansos, PDIP Singgung Putusan MK
- Zulhas Sebut Prabowo-Gibran Dipilih karena Dicintai Rakyat, Bukan Bansos
- Gerindra Respons Pernyataan Ganjar Pranowo soal Politik Akomodasi