Jembatan Ambruk, ke Sekolah Jalan Kaki 5 Km

Jembatan Ambruk, ke Sekolah Jalan Kaki 5 Km
Jembatan Ambruk, ke Sekolah Jalan Kaki 5 Km
PADANGPARIAMAN- Anak-anak sekolah SMA 1 Kayu Tanam terpaksa harus jalan kaki sejauh 5 kilometer untuk sampai ke sekolahnya. Itupun harus melewati jembatan Padanglapai yang risikonya tingga karena sudah berumur ratusan tahun. Hal ini lantaran jembatan di Nagari Anduring Kecamatan 2x11 Kayu Tanam, Kabupaten Padangpariaman, yang ambruk pada Jumat (16/4) lalu, belum juga diperbaiki.

Syawirman, Camat 2 x 11 Kayu Tanam, mengakui jembatan Padanglapai, sebagai alternatif yang digunakan warga saat ini, memang sangat rawan. "Jembatan ini rawan sekali tapi kami tidak ada pilihan. Sebab tidak ada lagi akses ke luar selain dari jembatan tersebut. Yang bisa dilakukan sekarang, meningkatkan pengamanan bagi warga dan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk percepatan pembangunan jembatan yang rusak," ujarnya.

Tidak hanya anak sekolah, aktivitas warga sekitar juga terganggu akibat putusnya akses transportasi ini. Pantauan Padang Ekspres (grup JPNN), jembatan yang dibangun zaman Belanda itu, kini sudah mulai lapuk. Informasi dari masyarakat sudah banyak pengendara yang jatuh dari jembatan karena kondisinya sudah tidak stabil. Tiga nagari yakni Anduring, Kayu Tanam dan Guguak terancam terisolasi. Karena itu, perbaikan jembatan Anduring yang menghubungkan tiga nagari tersebut dengan dunia luar harus segera dilakukan.

Bayangkan saja, di Nagari Anduring itu ada sekitar 7.300 warga. Otomatis, dengan ambruknya jembatan sepanjang 300 meter itu, aktivitas mereka menjadi tidak normal. Jembatan tersebut sebetulnya masih baru, dibangun tiga tahun lalu dengan dana dari Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA) provinsi sebesar Rp3 miliar. Namun hantaman banjir membuat jembatan tersebut ambruk. 

PADANGPARIAMAN- Anak-anak sekolah SMA 1 Kayu Tanam terpaksa harus jalan kaki sejauh 5 kilometer untuk sampai ke sekolahnya. Itupun harus melewati

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News