Jembatan Gantung Teknologi Judesa Buatan Pusjatan Pangkas Akses Warga
Sebelum ada jembatan, akses antardusun tersebut selama ini menggunakan rakit. Apabila banjir, air sungai naik sehingga akses antardusun tersebut terputus.
Kapusjatan Deded P. Sjamsudin menjelaskan teknologi, judesa menggunakan sistem pembangunan satu arah.
Yaitu dengan konsep flying fox menggunakan tali untuk penyeberangan dalam proses pembangunannya. Hal ini memudahkan dalam pembangunannya untuk membuka akses daerah terpencil.
Material jembatan dibuat prefabrikasi dan sistem komponen jembatan modular yang membuat konstruksinya lebih mudah dipasang.
Demikian pula dengan lantai jembatan dibuat secara modular sehingga mempermudah dan mempercepat pemasangannya.
Pemasangannya pun dapat dilaksanakan dengan swadaya masyarakat. Dari segi keamanannya, judesa didukung oleh dua sistem kabel semi independen.
"Kabel utama dan sistem lantainya menahan gaya lateral sehingga jika salah satu kabel mengalami kegagalan, kabel lainnya saling menguatkan," jelasnya.
Sementara itu, Plt Bupati Kabupaten Cianjur Herman Suherman mengatakan, kehadiran jembatan itu sangat dibutuhkan oleh warga masyarakat, terutama untuk anak-anak sekolah.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tidak hanya membangun infrastruktur skala masif, tetapi juga kerakyatan. Salah satunya ialah jembatan gantung.
- Formasi CPNS dan PPPK 2024 Kementerian PUPR, Tenaga Teknis Paling Banyak
- Menteri Basuki Sebut ASN Pindah ke IKN setelah Upacara HUT Kemerdekaan RI Tahun Ini
- Atasi Kemacetan Panjang, Agus Fatoni Usul Pelebaran Jalan Palembang-Betung ke Kementerian PUPR
- Kementerian PUPR Mengalokasikan Rp 35,45 Triliun untuk IKN di 2024, Ini Perinciannya
- Rumah Menteri di IKN Jadi Gunjingan, Menteri Basuki: Jakarta Lebih Mewah
- Investor Mengeluh Soal Investasi di IKN, Jokowi Langsung Beri Arahan Begini