Jembatan Widang Dibangun Zaman Pak Harto, Tua Banget

Jembatan Widang Dibangun Zaman Pak Harto, Tua Banget
Jembatan Widang ambruk, Selasa(17/4). Foto: Anjar Dwi Pradipta/Radar Lamongan/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Jembatan Widang yang ambruk pada Selasa (17/4), merupakan Jembatan Cincin lama sisi barat penghubung Kecamatan Babat, Lamongan – Kecamatan Widang, Tuban, jatim.

Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Arie Setiadi Moerwanto mengakui bahwa jembatan Cincin Lama Babat adalah jembatan lama.

Jembatan Widang, yang merupakan jembatan tipe Callender Hamilton Bridge tersebut, dibangun pada tahun 1970-an. Di era Pemerintahan Presiden Soeharto.

Dalam catatan PUPR, Jembatan babat terdiri dari dua ruas kembar. Cincin lama dan Cincin Baru. dibangun pada tahun 1970-an dan selesai pada tahun 1990-an. Material jembatan diimpor dari inggris. Pada tahun 2000, Kementerian PUPR membangun jembatan Cincin Baru tepat di sampingnya.

Arie mengatakan, satu tim pendahulu dari PUPR telah diberangkatkan ke lokasi, Selasa (17/4). Disusul oleh tim ahli independen yang berangkat hari ini (18/4). Tim akan menyelidiki penyebab keruntuhan. “Tapi kalau dilihat dari foto-foto dan laporan lapangan, kemungkinan besar kelebihan beban,” katanya.

Arie mengungkapkan, jembatan cincin lama memiliki kapasitas beban 45 ton. Sementara saat insiden terjadi ada 1 truk pengangkut limbah smelter dan 2 truk pasir bermuatan penuh.

Berat ketiganya diperkirakan masing-masing 40 ton. “Jadi bebannya sekitar 120 ton, tapi masih akan dihitung besok,” kata Arie.

Tim akan menganalisis struktur dan kondisi pilar-pilar jembatan. Jika kondisinya dinilai masih baik dan layak, maka PUPR hanya akan mengganti bentang yang runtuh saja. Arie mengatakan bahwa PUPR punya beberapa cadangan bentang baru untuk menggantikan satu dari 5 bentang yang ambruk. “Siap untuk dimobilisasi, mudah-mudahan selesai sebelum lebaran tiba,” ujarnya.

Jembatan Widang yang ambruk pada Selasa (17/4) merupakan jembatan yang dibangun di era pemerintahan Presiden Soeharto.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News