Jepang Khawatirkan Operasi Zona Abu-Abu Militer China, Apa Maksudnya?

Jepang Khawatirkan Operasi Zona Abu-Abu Militer China, Apa Maksudnya?
Presiden Tiongkok Xi Jinping menginspeksi personel Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA). Foto: Xinhua

"Penjaga pantai dan milisi maritim China telah meningkatkan aktivitas mereka sejak 2010-an," kata Shinji Yamaguchi, peneliti senior di lembaga kajian itu dan salah satu penulis laporan tersebut.

"Mereka juga mempersenjatai diri," kata Yamaguchi kepada wartawan.

Pada 2018, Penjaga Pantai China ditempatkan di bawah komando Pasukan Polisi Bersenjata Rakyat China, yakni sebuah pasukan paramiliter yang diawasi oleh Komisi Militer Pusat negara itu.

Penjaga pantai China menggunakan sikap yang lebih keras di Laut China Selatan daripada di Laut China Timur, menurut laporan itu.

Beijing mengklaim wilayah Laut China Selatan yang bertentangan dengan negara-negara tetangganya, seperti Filipina dan Vietnam.

"China juga telah melakukan lebih banyak upaya untuk 'operasi perluasan pengaruh' melalui aktivitas media sosial dan sejumlah cara lain dalam upaya untuk 'memperbaiki kesalahan persepsi' Barat dan secara aktif menyebarkan perspektif dan narasi China di dalam dan luar negeri," kata laporan itu.

Menyebarkan berita palsu dan operasi pengaruh lainnya terhadap Taiwan adalah "contoh paling mencolok" dari langkah China, yang menurut laporan itu, telah menimbulkan "ancaman besar" terhadap pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu.

Beijing menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri dan menunggu untuk dipersatukan kembali dengan China daratan, jika perlu dengan kekerasan. (ant/dil/jpnn)

Menurut Jepang, China telah memperkuat angkatan bersenjata dan organisasi non-militernya melalui restrukturisasi dan reformasi di bawah kepemimpinan Xi Jinping


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News