Jesus di Quran

Oleh Dahlan Iskan

 Jesus di Quran
Jesus di Quran

Lalu belakangan dianggap kurang tepat menghadap Kakbah. Maka, sekarang, garis karpetnya dibuat mencong.

Susunan barisan salat pun menjadi seperti mencong. Persis seperti banyak masjid di Indonesia. Yang harus menyesuaikan arah kiblatnya.

Khotbahnya sendiri sangat pendek. Lebih pendek dari khotbah di masjid-masjid aliran Jamaah Tabligh. Yang hanya 7 menit.

Di masjid aliran Ahmadiyah ini khotbahnya hanya 4 menit. Khotbah pertama 3 menit. Khotbah kedua satu menit.

Bahasanya campuran: awalnya Arab. Yang dilakukan. Seperti di desa saya dulu. Lalu Inggris. Lalu Urdu. Lalu Arab lagi.

Selesai salat Jumat kami langsung salat jenazah. Seperti di Masjidilharam di Makkah.

Setelah wiridan sebentar mereka makan bersama. Di sebuah rumah dengan halaman luas. Lokasinya di seberang jalan. Yang ternyata milik Ahmadiyah juga. Menunya: nasi mandi, kare dan roti naan.

Waktu ngobrol saya sering ditanya: apakah saya anggota Ahmadiyah.

Waktu ngobrol saya sering ditanya: apakah saya anggota Ahmadiyah. Kehadiran saya di situ memang mencolok: saya satu-satunya yang tidak pakai kopiah. Juga satu-satunya yang tidak memakai kaus kaki.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News