Jika Ingin Mei Kurva Turun, Seharusnya Jangan Ada Celah Pelonggaran PSBB

Jika Ingin Mei Kurva Turun, Seharusnya Jangan Ada Celah Pelonggaran PSBB
Anggota DPD RI Fahira Idris. Foto: Humas DPD RI

jpnn.com, JAKARTA - Rencana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang tengah menyiapkan langkah untuk mengizinkan kelompok usia muda beraktivitas kembali di tengah pandemi virus Corona (COVID-19) mendapat sorotan banyak pihak.

Padahal, Pemerintah mempunyai target menurunkan kurva kasus postif Corona pada Mei 2020 sehingga pada bulan Juni dan Juli jumlah kasus akan terus menurun dan bulan-bulan berikutnya, Indonesia bisa mencapai nol kasus.

Anggota DPD RI Fahira Idris mengungkapkan salah satu upaya yang harus terus dijaga agar target kasus positif Corona turun secara siginifikan adalah konsisten menjalankan satu-satunya strategi penanggulangan Corona yang dipilih Pemerintah yaitu pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Kebijakan PSBB yang membatasi berbagai kegiatan antara lain kegiatan bekerja di kantor atau tempat kerja dan transportasi umum harus konsisten dijalankan. Bahkan diperkuat agar tujuannya menurunkan kasus Corona bisa tercapai secara signifikan.

“Saya memahami kondisi saat ini tidak mudah terutama dari sisi ekonomi sehingga ada rencana pelonggaran. Namun, memasuki minggu kedua Mei, kurva kasus positif Corona kita belum turun secara signifikan sehingga seharusnya jangan ada celah pelonggaran apa pun dan dengan alasan apa pun,” ujar Fahira Idris, di Jakarta (12/5).

Menurut Fahira, selama pandemi Covid-19 ini masih terus membayangi, ekonomi Indonesia pasti akan terganggu. Oleh karena itu, yang harus lebih dulu fokus disasar adalah menghilangkan bayangan (kasus positif Corona) tersebut agar aktivitas ekonomi bisa kembali ditata dan kembali berdenyut kencang.

Menurut Senator dapil DKI Jakarta ini, adanya pelonggaran misalnya mengizinkan yang muda untuk tetap bekerja di kantor atau di tempat kerja yang memungkinkan terjadinya interaksi dikhawatirkan memperlama usaha bangsa ini untuk lepas dari bayang-bayang dan jeratan Covid-19.

Selain itu, pelonggaran yang mengizinkan kelompok usia muda beraktivitas kembali, dipastikan juga akan berpengaruh kepada pelonggaran bidang yang lain misalnya transportasi umum yang pasti akan kembali ramai.  

Menurut Fahira Idris, kebijakan pelonggaran harus didasarkan atas sebuah indikator yang kuat seperti yang dilakukan beberapa negara di dunia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News