Jika Selingkuh, Pasti Kaki akan Terbakar dan Melepuh

Jika Selingkuh, Pasti Kaki akan Terbakar dan Melepuh
Korinus Arwam saat berjalan di atas batu barapen yang panas di Hanggar Lanud Manuhua Biak pada pembukaan Festival Biak Munara Wampasi I tahun 2012. Foto: Dok. Dinas Pariwisata Kabupaten Biak Numfor

Tahap persiapan diawali dengan pencarian kayu bakar dan batu yang akan dipergunakan untuk memasak.

Pada bagian paling bawah ditata batu-batu berukuran besar. Bagian atasnya ditutupi dengan kayu bakar, kemudian ditata lagi batuan yang ukurannya lebih kecil dan seterusnya hingga bagian teratas ditutupi dengan kayu.

Kemudian, tumpukan tersebut dibakar hingga kayu habis terbakar dan batuan menjadi panas. Semua itu umumnya dikerjakan kaum pria. ”Kalau sekali bikin Barapen luasnya bisa 3 x 5 meter,” ungkap Frans.

Nah, luasnya area atau tempat Barapen itu, lanjut Frans, menyulitkan kaum pria untuk mengambil batu panas yang sudah dibakar. Khususnya yang berada di tengah.

”Karena kesulitan ambil batu yang di tengah, saat itu leluhur kami dikenalkan dengan daun sindia. Daun ini yang diminta dioleskan di kaki supaya tidak ada rasa panas,” kata Frans.

Itulah, tambah Frans, rahasia yang membuat para pelaku Apen Bayeren bisa berjalan di atas batu yang panas tanpa merasa sakit atau kaki melepuh.

”Jadi, tak ada mantra-mantra atau harus berpuasa sekian hari dulu,” ungkapnya.

Tapi, itu baru salah satu rahasia. Masih ada syarat lain yang harus dipenuhi. Yakni, pemain Apen Bayeren tidak boleh berselingkuh atau melakukan hubungan layaknya suami istri dengan perempuan yang bukan istri sahnya.

Tidak sembarang orang bisa menjadi pelaku tradisi berjalan di atas batu membara di Papua. Syaratnya cukup banyak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News