Jilmy Sarankan Anas Nonaktif

Jilmy Sarankan Anas Nonaktif
Anas Urbaningrum. Foto: Kelik/Radar Bogor/JPNN
Nazaruddin, lanjut Jimly, harus menuntaskan masalah ini, karena sudah terlanjur berkoar-koar di media. Salah satu nama yang secara opini kini relatif ?terpenjara? oleh pengakuan Nazaruddin melalui media adalah Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Nazaruddin menyebut Anas melakukan money politics saat Kongres dengan menggunakan dana dari proyek wisma atlet SEA Games dan proyek Hambalang.

"Karena Nazaruddin sudah keburu ngomong, berapa persen benarnya harus dibuktikan. Kalau nol persen benernya, Partai Demokrat akan semakin besar. Karena terbukti difitnah. Kalau 90 persen benarnya, ini bahaya. Partai Demokrat bisa tenggelam. Mudah-mudahan banyak bohongnya. Kalau tidak kasihan juga partainya dan ini akan menggangu kinerja (pemerintahan) keseluruhan," tuturnya.

Nazaruddin beralasan tidak mau pulang, karena tidak percaya proses penegakan hukum, terutama KPK. "Namanya bandit ya begitu, orang lain saja yang dituduh," kata Jimly. Dia menegaskan, semua pihak yang disebut Nazaruddin pada waktunya harus diperiksa. Tapi, prosesnya harus dimulai dari Nazaruddin yang telah berstatus tersangka.

"Tidak bisa memeriksa orang lain, sebelum memeriksa Nazaruddin terlebih dulu. Demi keadilan, itu tidak boleh," terangnya. Jimly menambahkan bila tidak pulang, Nazaruddin sendiri yang rugi. "Sama artinya Nazaruddin memenjarakan dirinya sendiri, seperti dikucilkan," kata Jimly.

JAKARTA -- Gonjang ganjing di internal Partai Demokrat menarik perhatian berbagai kalangan. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) yang juga mantan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News