JK Khawatir Kasus di Sydney Terulang di Indonesia Saat Coblosan Hari Ini
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla menilai pemilu serentak 2019 begitu rumit. Ada beberapa aspek yang tidak diperkirakan.
Contohnya, muncul polemik di Sydney gara-gara banyak WNI belum mencoblos, tetapi TPS sudah ditutup.
Pria yang akrab disapa JK itu menjelaskan, tahun ini antusiasme pemilih di luar negeri begitu meningkat. Lebih banyak dibandingkan lima tahun lalu.
Kondisi di sejumlah negara tersebut diharapkan bisa menjadi bahan pelajaran bagi KPU untuk penyelenggaraan pemilu di Indonesia hari ini (17/4).
’’Ini rumitnya butuh waktu 12 menit sampai 15 menit satu orang (di bilik suara TPS, Red),’’ kata JK. Belum lagi seandainya ada kasus TPS yang kurang atau jumlah DPT dalam satu TPS cukup tinggi.
BACA JUGA: Jokowi Pilih Tidur, Prabowo Kumpul di Kertanegara
JK khawatir kasus di Sydney terulang di Indonesia saat coblosan hari ini. Apalagi coblosan di luar negeri tidak serumit di Indonesia. Di luar negeri orang cukup mencoblos calon presiden dan DPR saja.
Sedangkan di Indonesia orang mencoblos untuk presiden, DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD kabupaten/kota.
Wapres Jusuf Kalla alias JK khawatir kekisruhan pencoblosan di Sydney terulang lagi di Indonesia hari ini.
- Dunia Hari Ini: Hotel di Sydney Penuh Gara-gara Konser Taylor Swift
- Tips agar Petugas KPPS Pemilu 2024 Tetap Sehat, Peristiwa Tragis 2019 Jangan Terulang
- 'Lebih Besar dan Panjang': Sydney Masuki Musim Ular yang Banyak Keluar
- Sebuah Galeri Seni di Sydney Mengembalikan Artefak Berusia Ratusan Tahun ke Nepal
- Hewan Platipus Dikembalikan Ke Taman Nasional Sydney Setelah Menghilang Puluhan Tahun
- 'Airnya kotor dan bau': Warga Kota di Australia Ini Harus Beli Air Kemasan karena Kualitas Air Tanah yang Buruk