Joe Biden Mengaku Zionis, PM Lapid Menyebutnya Teman Terbaik Israel, Adakah Harapan Bagi Palestina?

jpnn.com, YERUSALEM - Presiden Amerika Serikat Joe Biden tiba di Tel Aviv pada Rabu dan disambut sebagai teman lama Israel.
Mendarat di Bandara Ben Gurion, Biden saling menyentuh kepalan tangan dengan Perdana Menteri Israel Yair Lapid dan Presiden Isaac Herzog, sebagai pengganti jabat tangan karena kekhawatiran akan virus corona.
"Anda tidak perlu menjadi seorang Yahudi untuk menjadi seorang Zionis," kata Biden, yang menyuarakan dukungan untuk ideologi di balik pendirian Israel di tanah dengan akar Yahudi kuno, dan yang sangat dibenci oleh banyak orang Palestina.
Biden juga menegaskan keinginan AS memulai kembali negosiasi soal pendirian negara Palestina di wilayah yang diduduki Israel.
Ia menyebut solusi dua negara sebagai "harapan terbaik" bagi kedua bangsa.
Kunjungan pertama Biden ke Israel sebagai presiden adalah yang kesepuluh kali selama karir politiknya yang panjang. Pertama kali dia mengunjungi Israel pada 1973 sebagai senator.
Israel telah bersikap hati-hati tentang perselisihan dengan Washington dalam diplomasi nuklir Iran dan negosiasi soal negara Palestina yang telah lama terhenti.
"Hubungan Anda dengan Israel selalu bersifat pribadi," kata Lapid dalam pidatonya.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden memiliki hubungan spesial berusia puluhan tahun dengan Israel. Nasib Palestina bakal makin suram?
- Hidayat Nur Wahid Serukan Konsistensi Perjuangkan Palestina Merdeka di Milad ke-23 PKS
- Uni Eropa Mendesak Israel Segera Cabut Blokade & Buka Akses Bantuan ke Gaza
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dukung Pernyataan Menlu Sugiono, Wakil Ketua MPR: ICJ Harus Hentikan Kejahatan Israel
- Irlandia Desak Israel segera Buka Blokade ke Gaza
- Otoritas Gaza Tuduh Israel Tangkap 360 Tenaga Kesehatan