Johana Jembise, Guru Besar Pertama Dari Papua

Johana Jembise, Guru Besar Pertama Dari Papua
Johana Jembise, Guru Besar Pertama Dari Papua

"Itu yang membuat saya mengalami kendala beberapa kali penundaan untuk meraih guru besar karena harus merevisi jurnal-jurnal ini," kata Johana di kampus Universitas Cendrawasih (Uncen) Jayapura. "Untuk mendapatkan jurnal internasioanal sangat susah. Karena itu, kebayakan calon guru besar lari ke akreditasi pendidikan tinggi yang ada Jakarta jika tidak berhasil meraih akreditasi internasional," sambung ketua Program Magister Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Uncen tersebut.

Johana mengaku, setelah berjuang delapan bulan, baru empat jurnal yang dihasilkannya bisa diterima publik internasional. Beruntung, empat jurnal itu masing-masing akhirnya mempunyai nilai 40. Hal ini yang membuat dia dengan mudah mengumpulkan nilai 850 sebagai syarat memperoleh gelar guru besar.

Setelah nilai 850 diraih, bukan berarti langkah menggapai gelar profesor berjalan mulus. Saat pertama mengajukan ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, permohonannya tak langsung ditanggapi. Dia membutuhkan waktu 1,5 tahun untuk menunggu lampu hijau dari Ditjen Dikti. "Permohonan tidak serta merta langsung dijawab. Kami butuh waktu lama. Ini bukan hal yang gampang," kata Johana.

Bagi Johana, gelar guru besar merupakan cita-cita terakahirnya di dunia akademik. Setelah itu, dia tidak punya keinginan lain selain memajukan Uncen, almamater yang telah membesarkannya.

JOHANA Jambise membuktikan bahwa perempuan Papua bisa berprestasi di bidang akademik. Sepuluh hari lalu dia dinobatkan sebagai guru besar Universitas

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News