Jokowi Bicara dengan Nada Kecewa: Kerja Masih Biasa-biasa Saja, Enggak Ada Progres Signifikan

Jokowi Bicara dengan Nada Kecewa: Kerja Masih Biasa-biasa Saja, Enggak Ada Progres Signifikan
Presiden Joko Widodo. Foto: arsip JPNN.Com/Ricardo

Dia bahkan bersedia untuk kembali menerbitkan Perppu bila itu yang dbutuhkan. Begitu pula para menteri harus mengeluarkan peraturan jika dibutuhkan untuk menangani situasi yang dihadapi negara dan 267 juta rakyat.

"Saya lihat masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja. Saya jengkelnya di situ. Kenapa enggak punya perasaan. Suasana ini krisis," tukas Jokowi.

Kemudian, dia menyoroti belanja-belanja di kementerian yang dilaporkan masih biasa-biasa saja. Padahal, dia ingin anggaran negara bisa segera direalisasikan secepat mungkin agar uang beredar semakin banyak dan konsumsi masyarakat meningkat.

Untuk pemulihan ekonomi nasional misalnya, Jokowi menyoroti realisasi bidang kesehatan yang masih sangat kecil, baru 1,53 persen dari total anggaran sebesar Rp 75 triliun yang disediakan.

"Rp75 triliun, baru keluar 1,53 persen coba. Uang beredar di masyarakat kerem di situ semua. Segera itu dikeluarkan dengan penggunaan-penggunaan yang tepat sasaran sehingga men-trigger ekonomi," sambung mantan wali kota Solo ini.

Begitu juga untuk pembayaran tunjangan bagi dokter, dokter spesialis, tenaga medis juga harus segera dibayarkan. Termasuk belanja-belanja untuk peralatan kesehatan segera keluarkan.

Selain itu, bantuan sosial yang ditunggu masyarakat segera diasluran. Bila ada masalah, Jokowi meminta dilakukan tindakan-tindakan lapangan. Sebab, dalam suasana krisis semestinya sudah terealisasi 100 persen.

Di bidang ekonomi juga sama. Jokowi meminta stimulus ekonomi bisa masuk ke usaha kecil, usah mikro, karena mereka semua menunggu bantuan pemerintah. Kemudian usaha menengah, korporasi hingga perbankan.

"Jangan biarkan mereka mati dulu baru kita bantu, enggak ada artinya. Berbahaya sekali kalau perasaan kita seperti enggak ada apa-apa," katanya dengan nada kesal.

Jokowi terlihat kecewa dengan kinerja para menterinya di tengah pandemi corona, yang masih melanda Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News