Jokowi: Kunci Kemajuan ada di Ketersediaan Air

Jokowi: Kunci Kemajuan ada di Ketersediaan Air
Presiden Jokowi menandatangani prasasti peresmian Bendungan Nipah, Sampang (19/3). Foto: Setpres/Cahyo

jpnn.com - PRESIDEN Joko Widodo meresmikan dua proyek besar, Sabtu (19/3). Pertama, jalan Tol Surabaya-Mojokerto seksi IV di Kabupaten Mojokerto, kemudian menuju Sampang, Madura, untuk meresmikan pengoperasian Bendungan Nipah.

“Bendungan ini disiapkan untuk jangka panjang untuk produksi pangan kita,” tutur Presiden Jokowi seperti dilansir dari situs Sekretariat Kabinet.

Dengan laju pertambahan penduduk dunia seperti saat ini, pada masa yang akan datang, manusia akan memperebutkan dua hal, energi dan pangan. Untuk menghindari krisis pangan di masa yang akan datang, pemerintah membangun terus bendungan karena kunci dari ketahanan pangan adalah ketersediaan air.

“Tahun ini 8 (waduk), tahun depan 9 waduk. Karena kunci kemajuan ada di ketersediaan air,” kata Jokowi.

Misalnya, di Provinsi Nusa Tenggara Timur, pemerintah menargetkan membangun 7 waduk, karena provinsi ini mengalami kesulitan air baik untuk pengairan irigasi maupun air minum pun. Dengan banyaknya bendungan dibangun diperkirakan produksi pangan akan melimpah.

30-40 tahun negara lain akan datang meminta pangan kelebihan kita. Mereka yang minta bukan kita yang mengimpor dari mereka,” ujar Presiden dengan optimis.

Jokowi mengatakan, bendungan ini akan mengairi sawah seluas 1.150 Ha. Sawah-sawah itu terdiri dari 925 Ha sawah baru yang merupakan pengembangan sawah tadah hujan dan 225 Ha merupakan areal sawah existing. Dengan manfaat tambahan, sebagai konservasi sumber daya air dan daerah wisata serta perikanan air tebar.

Bendungan Nipah di Sampang ini dibangun untuk dapat berfungsi dalam umur layanan 50 tahun. Lokasi pembangunan Bendungan Nipah adalah di Desa Tabanah, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang atau tepatnya di Pantai Utara Sampang, 60 km dari Kota Bangakalan, Madura. Bendungan ini sudah menjadi studi sejak tahun 1973, kemudian mulai pembebasan lahan 1982. Tahun 1993, masyarakat tidak berkenan sehingga berhenti. (tkp/sln)



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News