Jokowi Minta Gubernur, Kapolres, hingga Dandim Pantau Parameter Penanganan Covid-19

Jokowi Minta Gubernur, Kapolres, hingga Dandim Pantau Parameter Penanganan Covid-19
Presiden Jokowi. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo meminta kepala daerah dan aparat kepolisian agar memantau sejumlah parameter penanganan pandemi secara berkala, agar bisa mengambil langkah taktis dalam mengantisipasi peningkatan kasus di daerah.

Jokowi mengatakan peningkatan kasus Covid-19 yang terjadi selepas masa libur panjang dalam beberapa kesempatan sebelumnya menjadi pengalaman untuk menjaga kewaspadaan.

"Saya minta gubernur, bupati, wali kota, danrem, dandim, kapolda, kapolres, kejati, kejari, seluruh sekda dan asisten semuanya harus tahu angka-angka parameter seperti ini di setiap daerahnya sehingga tahu apa yang harus dilakukan," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (17/5).

Pada masa libur lebaran tahun ini, Jokowi memperoleh data sebanyak 1,5 juta orang tetap melakukan mudik pada kurun waktu 6-17 Mei 2021, di tengah masa pelarangan.

Angka tersebut setara dengan 1,1 persen jumlah penduduk.

Sebelum adanya kebijakan peniadaan mudik, sebesar 33 persen masyarakat menyatakan niat untuk mudik ke kampung halaman pada saat Lebaran.

Setelah dilakukan sosialisasi luas, angka tersebut turun menjadi 7 persen, dan mampu ditekan lebih jauh menjadi 1,1 persen melalui penegakan kebijakan peniadaan mudik di lapangan beberapa waktu lalu.

"Memang 1,1 persen kelihatannya kecil sekali, tetapi kalau dijumlah ternyata masih besar, yakni 1,5 juta orang yang masih mudik," kata dia.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi mencermati adanya peningkatan kasus penularan di 15 provinsi dalam kurun waktu belakangan ini, yakni Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Maluku, Banten, Nusa Tenggara Barat, Maluku Utara, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Gorontalo.

Parameter pandemi juga dapat dilihat dari rasio keterisian tempat tidur di rumah sakit atau bed occupancy ratio (BOR).

Presiden Jokowi menargetkan penanganan pandemi dilakukan dengan baik sehingga BOR di rumah sakit masing-masing daerah berada di bawah 50 persen.

Saat ini, BOR secara nasional telah berada di angka 29 persen yang menggambarkan jumlah pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit kian menurun.

Meski demikian, perlu diakui masih terdapat BOR yang cukup tinggi di beberapa daerah yang tentunya perlu diwaspadai oleh masing-masing kepala daerah.

"Ada beberapa provinsi yang masih di atas 50 persen. Ini tolong semua gubernur, bupati, dan wali kota tahu angka-angka ini. Tiga provinsi hati-hati, Sumatera Utara BOR-nya 56 persen, Kepulauan Riau BOR-nya 53 persen, Riau BOR-nya 52 persen. Kalau yang masuk ke rumah sakit banyak artinya memang harus super hati-hati," pesan presiden.

Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta, yang selama masa pandemi ini dialihfungsikan menjadi rumah sakit darurat perawatan pasien Covid-19 juga mencatat penurunan BOR yang tentunya menjadi hal yang menggembirakan.

Pada September 2020, BOR di Wisma Atlet diketahui pernah mencapai angka di atas 90 persen.

"Namun, pagi tadi saya telepon, Wisma Atlet yang dahulu sempat di atas 90 persen hari ini di angka 15,5 persen," pungkas Jokowi. (tan/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Presiden Joko Widodo meminta kepala daerah, aparat kepolisian, serta TNI agar memantau sejumlah parameter penanganan pandemi secara berkala. Ada sejumlah daerah yang perlu perhatian.


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News