Jokowi Punya Data Intelijen soal Parpol, Said PDIP: Tidak Wajar Kalau Kemudian Dijadikan Alat
jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPP PDIP Said Abdullah menilai wajar apabila Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memiliki data intelijen tentang arah parpol di Indonesia.
Menurutnya, menjadi tidak wajar jika kemudian data intelijen itu dijadikan Jokowi sebagai alat untuk ikut terlibat dalam peta perpolitikan.
"Menjadi tidak wajar kalau itu kemudian dijadikan alat oleh Bapak Presiden," kata ketua Banggar DPR RI itu ditemui awak media di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (18/9).
Said Abdullah mengatakan tiap partai memiliki kedaulatan untuk bersikap dalam politik dan parpol bukan musuh negara sehingga tidak layak dijadikan objek intelijen.
"Mungkin yang diinginkan, dimaksud oleh Bapak Presiden menyampaikan itu hanya sebatas untuk pengetahuan bahwa Bapak Presiden well informed dari segala sesuatu pergerakan intelijen yang di bawah naung Bapak Presiden," lanjut pria kelahiran Sumenep, Jawa Timur itu.
Dia merasa yakin Jokowi tidak bakal menyalahgunakan data intelijen soal parpol itu untuk mengerdilkan, apalagi melemahkan partai politik.
"Kalau partai politik dilemahkan, dikerdilkan, saya pikir, itu bukan karakter presiden kita," kata Said.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengaku punya data lengkap soal arah partai politik (parpol) yang ada di Indonesia.
Politikus PDIP Said Abdullah menyebut wajar Presiden Jokowi punya data intelijen soal partai politik. Menjadi tidak wajar bila itu dijadikan alat.
- Pakar Sebut Prabowo Mampu Lanjutkan Strategi Geopolitik Jokowi
- Pragmatisme Politik Merajalela di 2024, PDIP Pastikan Keberpihakan pada Wong Cilik
- Konsolidasikan Kader PDIP, Hasto Singgung Rintangan Pertemuan Megawati-Jokowi
- Aktivis 98 Sebut Presiden Jokowi Mengkhianati Cita-Cita yang Diperjuangkan Reformasi
- Aktivis 98 Sebut Selama Era Jokowi Praktik KKN Dipertontonkan Secara Vulgar
- Megawati Minta Kader PDIP Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat