Jokowi Semestinya Lepas dari Pengaruh Orang yang Berpikiran Nakal

Jokowi Semestinya Lepas dari Pengaruh Orang yang Berpikiran Nakal
Presiden Jokowi. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menyarankan Presiden Jokowi agar bisa melepaskan diri dari pengaruh elite politik yang berpikir nakal untuk mengakali konstitusi.

Selain itu, dia merasa Jokowi perlu menjauhkan diri dari pikiran nakal elite yang mendorong amendemen untuk mewujudkan wacana penundaan pemilu hingga perpanjangan masa jabatan presiden.

Kamhar mengatakan itu untuk menanggapi pernyataan terbaru Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan yang mengeklaim punya data soal rakyat tidak tertarik dengan pelaksanaan Pemilu 2024.

"Jika Presiden Jokowi ingin husnulkhatimah di akhir periode keduanya ini, beliau (Jokowi, red) semestinya mampu membebaskan diri dari pengaruh orang-orang sekitarnya yang berpikiran nakal," kata mantan aktivis HMI itu melalui layanan pesan, Sabtu (12/3).

Kamhar menyarankan elite politik yang berpikir nakal untuk mengakali konstitusi, bisa belajar dari Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Adapun, SBY ketika melepaskan jabatan sebagai orang nomor satu di Indonesia pada 2014, mendapat tingkat kepuasan sebesar 74 persen dari rakyat.

Namun, SBY tegas menolak untuk menggulirkan narasi penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden

"Kekuasaan memang cenderung menggoda, karenanya diperlukan kearifan dan kebijaksanaan dalam pengelolaannya, tak terjebak pada jebakan kekuasaan yang ingin terus melanggengkan kekuasaan," tutur Kamhar. (ast/jpnn)


Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menyarankan Presiden Jokowi agar lepas dari pengaruh elite politik yang berpikir nakal.


Redaktur : Dedi Yondra
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News