Jokowi, Xi Jinping, dan Muhyiddin
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
![Jokowi, Xi Jinping, dan Muhyiddin](https://cloud.jpnn.com/photo/galeri/watermark/2020/03/04/IMG_20200304_110632.jpg)
Kajian KPK menemukan titik-titik yang masih rendah efektivitas dan efisiensinya.
Jika hal ini tidak dibenahi maka akan berpotensi menimbulkan kerugian negara yang membuka pintu bagi dugaan korupsi.
KPK mencatat, selama era Jokowi pembangunan tol di Indonesia meningkat drastis.
Total panjang tol tersebut mencapai 2.923 km, yang mencakup 33 ruas tol, dengan rencana investasi hampir mencapai Rp 600 triliun.
KPK menyoroti beberapa kelemahan, yaitu keterlambatan penyelesaian dan pengoperasian proyek.
Tercatat 43 persen proyek tol yang dibangun sebelum 2015 sampai sekarang belum beroperasi penuh, dan 64 persen tol yang seharusnya selesai pada 2022 masih belum beroperasi penuh.
Selain itu juga terjadi peningkatan biaya konstruksi sebesar Rp 55 triliun atau 33 persen dari rencana awal.
Juga terjadi pengalihan saham pengendali Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) sebelum waktu pembangunan selesai.
Penahanan Muhyiddin Yassin digambarkan sebagai warning kepada Presiden Jokowi untuk berhati-hati dalam melaksanakan proyek infrastruktur.
- Telan Biaya Rp 386 Miliar, Tanggul Laut Semarang Mampu Menahan Rob 30 Tahun
- Berbaur dengan Masyarakat, Presiden Jokowi dan Penjabat Gubernur Jateng Salat Iduladha di Semarang
- 5 Berita Terpopuler: Semua Honorer P1 di Daerah Sudah Diangkat, Lokasinya di Sini, Ternyata Ada Bocoran PermanPAN-RB
- Penyidik KPK Dinilai Ugal-ugalan Merampas Ponsel dan Barang Sekjen PDIP
- Setuju dengan Argumen Oegroseno, Ray Rangkuti Sebut KPK Telah Melecehkan Saksi Sekjen PDIP
- Mbrebes Mili, Sapi Jokowi Berbobot 1 Ton Tiba di Masjid Al-Akbar Surabaya